Pertumbuhan Ekonomi Maknyus, Harga SUN Ikutan Cuss

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
05 November 2019 14:02
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat lagi hingga menekan tingkat imbal hasil (yield) seri 10 tahun ke bawah level psikologis 7%, seiring dengan pengumuman data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang di atas prediksi pasar.

Penguatan juga bertepatan dengan lelang yang digelar siang ini, dan biasanya menjelang penerbitan efek utang rutin pemerintah itu justru dimanfaatkan pelaku pasar untuk menekan harga di pasar.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 1 basis poin (bps) menjadi 6,99%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang diumumkan hari ini di 5,02% YoY, di atas prediksi Bloomberg 5%, di atas prediksi Trading Economics 5,01%, dan setara dengan prediksi survei CNBC Indonesia 5,02%.

Yield Obligasi Negara Acuan 5 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 4 Nov'19 (%)

Yield 5 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 4 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.444

6.435

-0.90

6.3908

FR0078

10 tahun

7

6.99

-1.00

6.9562

FR0068

15 tahun

7.478

7.475

-0.30

7.4292

FR0079

20 tahun

7.694

7.69

-0.40

7.6683

Sumber: Refinitiv

 

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 518 bps, menyempit dari posisi kemarin 521 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 1,9 bps hingga 1,8% dari posisi kemarin 1,78%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi pada yield pasangan seri 3 bulan-5 tahun, 2 tahun-5 tahun, 3 tahun-5 tahun, dan 3 bulan-10 tahun sedang tidak terjadi lagi, padahal inversi yield itu lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada yield tenor 2 tahun-10 tahun yang mulai mereda, karena menjadi indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Yield US Treasury Acuan 1 Nov'19

Seri

Benchmark

Yield 4 Nov'19 (%)

Yield 5 Nov'19 (%)

Selisih (Inversi)

Satuan Inversi

UST BILL 2019

3 Bulan

1.548

1.551

3 bulan-5 tahun

-6.2

UST 2020

2 Tahun

1.594

1.594

2 tahun-5 tahun

-1.9

UST 2021

3 Tahun

1.599

1.602

3 tahun-5 tahun

-1.1

UST 2023

5 Tahun

1.603

1.613

3 bulan-10 tahun

-25.4

UST 2028

10 Tahun

1.788

1.805

2 tahun-10 tahun

-21.1

Sumber: Refinitiv

 

Dari pasar surat utang negara berkembang, mayoritas menunjukkan koreksi sehingga yield mayoritas obligasi negara naik. Sebaliknya, pasar obligasi negara maju justru menunjukkan penguatan harga.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 4 Nov'19 (%)

Yield 5 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.38

6.385

0.50

China

3.299

3.286

-1.30

Jerman

-0.347

-0.35

-0.30

Prancis

-0.038

-0.047

-0.90

Inggris

0.724

0.721

-0.30

India

6.471

6.494

2.30

Jepang

-0.134

-0.133

0.10

Malaysia

3.404

3.412

0.80

Filipina

4.517

4.517

0.00

Rusia

6.39

6.39

0.00

Singapura

1.742

1.741

-0.10

Thailand

1.57

1.6

3.00

Amerika Serikat

1.788

1.807

1.90

Afrika Selatan

8.405

8.385

-2.00

 Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular