
Masih Ada Bayang-bayang Oversupply, Harga Minyak Terkoreksi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 November 2019 10:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak mentah pagi ini diperdagangkan melemah. Harga minyak mentah kontrak jenis Brent berada turun 0,08% sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,16% pada 09.50 WIB.
Ada-ada saja memang yang membuat harga minyak mentah kembali terkoreksi. Setelah naik karena data ekonomi AS dan China yang bisa dibilang oke, pagi ini harga minyak kembali turun.
Harga minyak melesat sejak 1 November pekan lalu setelah Amerika Serikat merilis data pertumbuhan pembukaan lapangan kerja bulan Oktober yang di atas prediksi. Harga si emas hitam juga didukung oleh tingginya optimisme damai dagang antara AS dengan China.
Namun kabar kurang mengenakkan datang dari OPEC dan koleganya (OPEC+). Ada nada kekhawatiran bahwa OPEC+ akan gagal mencapai target pemangkasan produksi minyak hingga 1,2 juta barel per hari.
"OPEC mungkin akan gagal untuk mencapai target pemangkasan produksi minyak karena adanya ketidakselarasan dalam jajaran" kata Stephen Innes, ahli strategi pasar AxiTrader melansir dari Reuters.
Rusia sebagai salah satu anggota OPEC+ berhasil memangkas produksi minyak menjadi 11,23 juta barel per hari pada Oktober dari sebelumnya 11,25 juta barel per hari di bulan September.
Namun jumlah tersebut masih lebih tinggi dari target yang seharusnya dicapai Rusia. Menurut kalkulasi Reuters, produksi minyak Rusia pada Oktober seharusnya berada di 11,7-11,8 juta barel per hari.
Menteri Energi Rusia menyampaikan bahwa pihaknya telah memangkas produksi minyak hingga rata-rata 211.000 barel per hari pada Oktober dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut pun masih lebih rendah dari janji Rusia yang akan memangkas produksi minyak hingga 228.000 barel per hari.
Dari 21 negara yang tergabung dalam OPEC+, hanya 7 negara saja yang memiliki komitmen tinggi dalam pemangkasan produksi minyak mereka untuk menjaga kestabilan pasar.
Sejak Januari-September, tujuh negara yang selalu mencapai bahkan melebihi target pemangkasan produksi minyaknya adalah Angola, Guyana, Arab Saudi, Bahrain, Brunei, Mexico, Kazakhstan.
Sementara itu sisanya memiliki tingkat komitmen yang rendah terhadap kesepakatan yang telah diambil sejak Januari tahun ini. Jadi wajar saja masih ada kekhawatiran bahwa produksi minyak yang berlebih dapat memberatkan harga si emas hitam.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Setelah Naik Tinggi, Harga Minya WTI & Brent Hari Ini Turun Tipis
Ada-ada saja memang yang membuat harga minyak mentah kembali terkoreksi. Setelah naik karena data ekonomi AS dan China yang bisa dibilang oke, pagi ini harga minyak kembali turun.
Namun kabar kurang mengenakkan datang dari OPEC dan koleganya (OPEC+). Ada nada kekhawatiran bahwa OPEC+ akan gagal mencapai target pemangkasan produksi minyak hingga 1,2 juta barel per hari.
"OPEC mungkin akan gagal untuk mencapai target pemangkasan produksi minyak karena adanya ketidakselarasan dalam jajaran" kata Stephen Innes, ahli strategi pasar AxiTrader melansir dari Reuters.
Rusia sebagai salah satu anggota OPEC+ berhasil memangkas produksi minyak menjadi 11,23 juta barel per hari pada Oktober dari sebelumnya 11,25 juta barel per hari di bulan September.
Namun jumlah tersebut masih lebih tinggi dari target yang seharusnya dicapai Rusia. Menurut kalkulasi Reuters, produksi minyak Rusia pada Oktober seharusnya berada di 11,7-11,8 juta barel per hari.
Menteri Energi Rusia menyampaikan bahwa pihaknya telah memangkas produksi minyak hingga rata-rata 211.000 barel per hari pada Oktober dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut pun masih lebih rendah dari janji Rusia yang akan memangkas produksi minyak hingga 228.000 barel per hari.
Dari 21 negara yang tergabung dalam OPEC+, hanya 7 negara saja yang memiliki komitmen tinggi dalam pemangkasan produksi minyak mereka untuk menjaga kestabilan pasar.
Sejak Januari-September, tujuh negara yang selalu mencapai bahkan melebihi target pemangkasan produksi minyaknya adalah Angola, Guyana, Arab Saudi, Bahrain, Brunei, Mexico, Kazakhstan.
Sementara itu sisanya memiliki tingkat komitmen yang rendah terhadap kesepakatan yang telah diambil sejak Januari tahun ini. Jadi wajar saja masih ada kekhawatiran bahwa produksi minyak yang berlebih dapat memberatkan harga si emas hitam.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Setelah Naik Tinggi, Harga Minya WTI & Brent Hari Ini Turun Tipis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular