
Buffett Butuh Pertolongan Nih, Punya Rp 1.793 T tapi Nganggur
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
05 November 2019 06:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi Berkshire Hathaway milik Oracle of Omaha atau Warren Buffett mencatat nilai dana tunai yang dimiliki perusahaan memecahkan rekor pada kuartal III-2019. Dalam rilis pendapatan kuartalannya tercatat bahwa Berkshire Hathaway memiliki dana tunai US$ 128 miliar atau sekitar Rp 1.793,28 triliun.
Uang tunai yang berlebih tersebut rupanya jadi perhatian serius bagi para pemegang saham Berkshire karena berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Ada kekhawatiran Buffett dan tangan kananyan Charlie Munger tak menemukan kesamaan pemikiran untuk menginvestasikan itu lagi.
Buffet mengatakan dia ingin melakukan akuisisi-akuisisi jumbo untuk mengurangi kepemilikan uang tunai di Berkshire. Namun Buffett punya hitung-hitungan ketat dan tidak ingin membayar lebih dari yang seharusnya.
"Di tahun-tahun mendatang, kami berharap untuk memindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas kami ke dalam bisnis yang akan dimiliki secara permanen oleh Berkshire," tulis Buffett dalam surat tahunan Berkshire kepada para pemegang saham pada bulan Februari.
"Prospek langsung untuk itu, bagaimanapun, tidak baik: Harga sangat tinggi untuk bisnis yang memiliki prospek jangka panjang yang layak."
Ini menunjukkan Buffett mulai kesulitan untuk mencari perusahaan untuk diakuisisi, seperti dilansir dari Bussines Insider. Berdasarkan catatan Wall Street Journal akuisisi jumbo yang terakhir dilakukan Buffett pada Januari 2016.
Pada 2018 melalui suratnya kepada para kepada pemegang saham Berkshire , Buffett menulis bahwa semakin sulit untuk menemukan perusahaan besar untuk dibeli. "Di tahun-tahun mendatang, kami berharap untuk memindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas kami ke dalam bisnis yang akan dimiliki oleh Berkshire secara permanen," tulis Buffett.
Dia melanjutkan bahwa melakukan prospek langsung untuk itu kurang tepat. Itu karena harga sangat tinggi untuk bisnis yang memiliki prospek jangka panjang yang layak.
Dalam rilis laporan keuangan Berkshire Hathaway, tercatat pendapatan operasional naik lebih dari yang diharapkan Wall Street, menjadi $ 7,86 miliar dari $ 6,88 miliar setahun sebelumnya.
Angka tersebut setara dengan US$ 4.816/saham Kelas A, naik dari US$ 4.189/saham setahun sebelumnya, dan lebih tinggi dari US$ 4,405,16/saham yang diantisipasi para analis.
Penghasilan bersih selama kuartal tersebut turun 11% menjadi $ 16,52 miliar. Itu sekitar $ 10.119 per saham Kelas A, turun dari $ 18,54 miliar dan $ 11.280 per saham Kelas A tahun lalu. Berkshire mengatakan bahwa perubahan dalam aturan akuntansi yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan keuntungan yang belum direalisasi berkontribusi pada peningkatan laba bersih tahun lalu.
Tumpukan uang Berkshire telah menggelembung selama dekade terakhir, tumbuh dari sekitar $ 23 miliar pada tahun 2009 menjadi $ 128 miliar hari ini, bahkan ketika saham perusahaan telah berkinerja buruk di pasar yang lebih luas. Tahun ini, saham Berkshire telah naik 5,7% pada penutupan Jumat, tertinggal dari S&P 500 yang telah mengembalikan sekitar 22%.
Beberapa investor tidak senang karena perusahaan tidak bisa mengalokasikan dana tersebut menjadi investasi baru dan cuma digunakan untuk pembelian kembali saham, seperti ditulis WSJ. Tahun lalu, perusahaan mengubah kebijakan untuk membeli kembali sahamnya sendiri.
Sejumlah besar uang tunai di tangan Berkshire juga telah menarik perhatian perusahaan belakangan ini. Baru-baru ini, Gubernur California Gavin Newsom meminta Warren Buffett untuk mempertimbangkan pembelian Pacific Gas & Electric, menurut Utility Dive dan Bloomberg.
Kini, perusahaan berada di tengah-tengah upaya pengambilalihan dari pemegang obligasi, kebakaran hutan yang sedang berlangsung di California, pemadaman listrik, dan proses kebangkrutan.
(hps) Next Article Jelang RUPSLB, Ini Pesan Buffett untuk Para Investor
Uang tunai yang berlebih tersebut rupanya jadi perhatian serius bagi para pemegang saham Berkshire karena berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Ada kekhawatiran Buffett dan tangan kananyan Charlie Munger tak menemukan kesamaan pemikiran untuk menginvestasikan itu lagi.
Buffet mengatakan dia ingin melakukan akuisisi-akuisisi jumbo untuk mengurangi kepemilikan uang tunai di Berkshire. Namun Buffett punya hitung-hitungan ketat dan tidak ingin membayar lebih dari yang seharusnya.
"Prospek langsung untuk itu, bagaimanapun, tidak baik: Harga sangat tinggi untuk bisnis yang memiliki prospek jangka panjang yang layak."
Ini menunjukkan Buffett mulai kesulitan untuk mencari perusahaan untuk diakuisisi, seperti dilansir dari Bussines Insider. Berdasarkan catatan Wall Street Journal akuisisi jumbo yang terakhir dilakukan Buffett pada Januari 2016.
Pada 2018 melalui suratnya kepada para kepada pemegang saham Berkshire , Buffett menulis bahwa semakin sulit untuk menemukan perusahaan besar untuk dibeli. "Di tahun-tahun mendatang, kami berharap untuk memindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas kami ke dalam bisnis yang akan dimiliki oleh Berkshire secara permanen," tulis Buffett.
Dia melanjutkan bahwa melakukan prospek langsung untuk itu kurang tepat. Itu karena harga sangat tinggi untuk bisnis yang memiliki prospek jangka panjang yang layak.
Dalam rilis laporan keuangan Berkshire Hathaway, tercatat pendapatan operasional naik lebih dari yang diharapkan Wall Street, menjadi $ 7,86 miliar dari $ 6,88 miliar setahun sebelumnya.
Angka tersebut setara dengan US$ 4.816/saham Kelas A, naik dari US$ 4.189/saham setahun sebelumnya, dan lebih tinggi dari US$ 4,405,16/saham yang diantisipasi para analis.
Penghasilan bersih selama kuartal tersebut turun 11% menjadi $ 16,52 miliar. Itu sekitar $ 10.119 per saham Kelas A, turun dari $ 18,54 miliar dan $ 11.280 per saham Kelas A tahun lalu. Berkshire mengatakan bahwa perubahan dalam aturan akuntansi yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan keuntungan yang belum direalisasi berkontribusi pada peningkatan laba bersih tahun lalu.
Tumpukan uang Berkshire telah menggelembung selama dekade terakhir, tumbuh dari sekitar $ 23 miliar pada tahun 2009 menjadi $ 128 miliar hari ini, bahkan ketika saham perusahaan telah berkinerja buruk di pasar yang lebih luas. Tahun ini, saham Berkshire telah naik 5,7% pada penutupan Jumat, tertinggal dari S&P 500 yang telah mengembalikan sekitar 22%.
Beberapa investor tidak senang karena perusahaan tidak bisa mengalokasikan dana tersebut menjadi investasi baru dan cuma digunakan untuk pembelian kembali saham, seperti ditulis WSJ. Tahun lalu, perusahaan mengubah kebijakan untuk membeli kembali sahamnya sendiri.
Sejumlah besar uang tunai di tangan Berkshire juga telah menarik perhatian perusahaan belakangan ini. Baru-baru ini, Gubernur California Gavin Newsom meminta Warren Buffett untuk mempertimbangkan pembelian Pacific Gas & Electric, menurut Utility Dive dan Bloomberg.
Kini, perusahaan berada di tengah-tengah upaya pengambilalihan dari pemegang obligasi, kebakaran hutan yang sedang berlangsung di California, pemadaman listrik, dan proses kebangkrutan.
(hps) Next Article Jelang RUPSLB, Ini Pesan Buffett untuk Para Investor
Most Popular