Investor Kakap Mulai Tak Percaya Warren Buffett, Ada Apa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 October 2019 11:46
Ia juga merupakan seorang pendiri dan pemimpin perusahaan investasi hebat, Berkshire Hathaway.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Warren Buffett telah dikenal sebagai salah satu investor paling hebat selama beberapa dekade. Ia juga merupakan seorang pendiri dan pemimpin perusahaan investasi hebat, Berkshire Hathaway.

Sayangnya, kinerja perusahaannya yang dinilai kurang memuaskan atau di bawah rata-rata, telah membuat perusahaan investor miliarder itu ditinggalkan.

Salah satu yang meninggalkan Berkshire adalah David Rolfe, chief investment officer (CIO) dari Wedgewood Partners, sebuah perusahaan investasi dengan aset yang dikelola (AUM) senilai lebih dari US$ 2 miliar. Rolfe telah menjual seluruh saham Berkshire setelah lebih dari 20 tahun berinvestasi di sana.


"Menghisap jempol belaka tidak menyingkirkan monster (yang membuat kinerja) Heinz (kurang baik) selama bull market ini," tulis Rolfe dalam surat kepada kliennya di Wedgewood Partners untuk kuartal III 2019.

"(Masa)The Great Bull ini bisa menjadi salah satu neraka dari kesudahan karir yang mencengangkan untuk Tuan Buffett dan (Wakil Buffet, Charlie) Munger."

Lebih lanjut, Rolfe menyebut Berkshire menjadi salah satu yang berkinerja cukup buruk di pasar.

"Memang, sejak Great Bull dimulai pada 9 Maret 2009, saham Berkshire Hathaway seri B naik 269% hingga kuartal ke-3 yang baru-baru ini berakhir. Namun pada periode waktu yang sama, Indeks S&P 500 naik + 370%."

Kinerja Berkshire pada 2019 sama mengecewakannya, katanya. Secara year-to-date, sampai 15 Oktober, baik saham Seri A dan Seri B naik kurang dari 3%, sementara indeks S&P 500 telah melonjak hampir 20%.

Berdasarkan semua itu, Rolfe menyatakan kecewa pada Buffett. Ia memiliki sejumlah alasan untuk kecewa pada Buffett, di antaranya yaitu:

1. Buffett Gagal Investasi di KraftHeinz dan IBM
Pada saat berinvestasi di Kraft Heinz Co, perusahaan malah buntung, mereka mencatatkan kerugian yang belum direalisasi lebih dari US$ 1 miliar, menurut catatan Baron's. Sementara itu, sahamnya di International Business Machines Corp (IBM) menghasilkan total keuntungan cukup kecil, yaitu kurang dari 5% selama 6 tahun (2011 hingga 2017), menurut GuruFocus.


2. Buffett Sempat Lewatkan Momentum Cuan Besar
Buffet telah menolak membeli banyak saham di perusahaan besar seperti Visa, MasterCard, Costso dan Microsoft. Rolfe menyesalkan hal itu. Sebab, saham-saham itu mencatatkan kinerja sangat baik di kuartal 3 2019.

"Mastercard [inc. (MA)] naik menakjubkan + 1.521%. Visa [Inc (V)] naik cukup menakjubkan juga + 1.137%. Tapi tidak apa. Dua letnan CIO Buffett saat ini memiliki kedua saham dengan jumlah gabungan hanya 1,50% dari portofolio ekuitas Berkshire saat ini. Jumlah gabungan saat ini seharusnya 15,00% !."

Selain itu, Buffett juga melewatkan kesempatan investasi besar di Costco dan Microsoft.

"Dua layup lainnya adalah Costco [Wholesale Corp (COST)] dan Microsoft [Corp (MSFT)]. Buffett telah memiliki kemampuannya yang tak tertandingi untuk mengajari setiap perusahaan untuk untung selama bertahun-tahun, tetapi tidak begitu pada pemegang saham. Charlie Munger telah menjadi direktur di Costco selama 22 tahun. Saham Costco pada masa Great Bull mendapatkan kenaikan 522%. Sekali lagi, tidak semuanya hilang. Letnan Buffett saat ini memiliki posisi sebesar 0,55% di Costco."

"Kehilangan lebih banyak terjadi pada Microsoft." Tambahnya.

"Buffett pertama kali bertemu Bill Gates hampir 30 tahun yang lalu. Mereka menjadi sahabat karib. Pada 2004, Gates bergabung dengan dewan direksi Berkshire. Buffett mungkin menghabiskan lebih banyak waktu berbicara dengan Gates (Gates Foundation dan menjembatani perusahaan juga) setiap hari daripada yang dilakukannya dengan wakil ketua utama Berkshire, Ajit Jain dan Greg Abel ... Saham Microsoft, keuntungan pada masa Great Bull Market adalah 657%."

3. Tak Bagi Dividen, Malah Tambah Royal Beli Saham
Selain itu, strategi akuisisi yang dijalankan oleh Buffett juga buruk dan ia gagal untuk membuat banyak kesepakatan besar. Lebih lanjut, Buffett tidak mengembalikan uang tunai Berkshire yang menumpuk kepada investor melalui pembelian kembali saham dan dividen.


(hps/hps) Next Article Kisah Sukses Warren Buffett

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular