Warren Buffett Borong Saham Migas Saat Perang, Mau Ikutan?

Putra, CNBC Indonesia
08 March 2022 07:10
warren buffet. Ist
Foto: warren buffet. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat dunia sedang dilanda ancaman krisis energi berkepanjangan akibat perang Rusia-Ukraina, harga minyak, gas dan batu bara melambung. Momentum kenaikan harga komoditas energi ini pun dimanfaatkan oleh investor kawakan global Warren Buffett untuk berinvestasi. 

Perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway diketahui terus meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan migas AS yakni Occidental Petroleum. Barron's melaporkan Berkshire Hathaway telah membeli hampir 30 juta saham Occidental Petroleum sejak akhir 2021. 

Kini total saham Occidental Petroleum yang dimiliki Berkshire Hathaway berjumlah 83,9 juta atau lebih dari 10% dari total saham (outstanding) Occidental Petroleum. Harga minyak mentah yang melambung di atas US$ 120/barel juga berdampak positif terhadap harga saham Occidental Petroleum. 

Saat harga minyak mentah Brent melesat 60,23% secara year to date (ytd), harga saham Occidental Petroleum juga melejit hingga 93,27%. Satu unit saham dengan kode OXY tersebut kini dihargai US$ 56. 

Jika ditaksir, nilai investasi Berkshire Hathaway di Occidental Petroleum untuk pembelian di tahun 2022 saja sudah mencapai US$ 1,67 miliar. Menggunakan kurs rupiah saat ini di kisaran Rp 14.350/US$ maka nilai tersebut setara dengan Rp 23,95 triliun.

Sebagai informasi, Occidental Petroleum merupakan salah satu raksasa migas AS yang bergerak di bidang eksplorasi hidrokarbon di AS, Timur Tengah dan Kolombia. Selain itu Occidental Petroleum juga memiliki unit bisnis manufaktur petrokimia di AS, Kanada hingga Chile. 

Perjalanan investasi sang "Oracle of Omaha" di Occidental Petroleum terjadi saat perusahaan migas tersebut membutuhkan dana lebih dari US$ 50 miliar untuk mengakuisisi Anadarko Petroleum pada 2019 silam. 

Occidental Petroleum tercatat berhasil memenangkan penawaran pembelian saham Anadarko Petroleum dari rivalnya yaitu Chevron. Kala itu Warren Buffett memutuskan untuk ikut mendanai proyek akuisisi tersebut dengan mengucurkan dana senilai US$ 10 miliar untuk saham preferen yang memberikan dividen dengan yield 8% dua tahun lalu. 

Ketika bumi sedang gonjang-ganjing akibat meletusnya perang dan inflasi yang mencekik terjadi di mana-mana, saham-saham yang masuk kategori growth stock seperti saham teknologi banyak dilepas investor dan nilai kapitalisasi pasarnya pun tergerus.

Investor lebih pilih saham-saham berbasis value dengan fundamental kuat, valuasi yang masih rasional atau bahkan terdiskon tapi punya track record bisnis yang baik di berbagai kondisi ekonomi. Berkshire Hathaway milik Buffett adalah salah satunya. 

Untuk perbandingan, saham perusahaan pembuat mobil listrik milik Elon Musk yakni Tesla Inc tercatat ambles hampir 31% sedangkan harga saham Berkshire Hathaway terpantau menguat 7,06%.  

Lewat capaian tersebut, banyak pihak yang memperkirakan market cap perusahaan investasi milik Buffett akan melampaui Tesla Inc dalam waktu dekat. Untuk diketahui market cap Berkshire Hathaway saat ini adalah US$ 719 miliar sedangkan Tesla Inc memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 861 miliar. 

Kenaikan harga saham Berkshire Hathaway juga dibarengi dengan kinerja keuangan yang mentereng di sepanjang 2021. Pada 26 Februari lalu, Berkshire Hathaway merilis laporan keuangannya dan sukses mencetak laba atribusian sebesar US$ 89,8 miliar. Angka ini naik 111% year on year (yoy) dari tahun lalu yang hanya US$ 42,5 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rahasia 'Cash is King' Warren Buffett yang Bikin Kaya Raya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular