
Saham Astra Terperosok, Investor Kecewa Kinerja Q3-2019
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
01 November 2019 10:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi pada perdagangan pagi ini. Investor tampaknya kecewa dengan kinerja keuangan perseroan yang terus melambat hingga sembilan bulan pertama 2019.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham ASII turun 1,8% ke level Rp 6.825/unit. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 1,89 juta unit senilai Rp 13,04 miliar.
Investor asing tercatat membukukan jual bersih Rp 902,16 juta di seluruh pasar. Tekanan terhadap kinerja keuangan Astra selama sembilan bulan 2019 ini, telah membuat harga saham produsen otomotif ini ambles 17,02%.
Kemarin, Astra mempublikasikan kinerja keuangan hingga kuartal III-2019. Perseroan mencatatkan laba bersih dalam 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019 sebesar Rp 15,87 triliun, turun 7,03% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,07 triliun.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis ini (31/10/2019), pencapaian laba bersih ini terjadi di tengah kenaikan pendapatan perusahaan yang satu digit. Pada periode tersebut, pendapatan induk Grup Astra ini hanya naik 1,24% menjadi Rp 177,04 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 174,88 triliun.
Dari penjualan ini, pendapatan terbesar dari penjualan barang sebesar Rp 120,82 triliun, turun dari sebelumnya Rp 121,54 triliun, sementara dari jasa dan sewa naik menjadi Rp 41,15 trilliun dari sebelumnya Rp 39,04 triliun.
Adapun dari bisnis jasa keuangan, pendapatan Astra naik tipis menjadi Rp 15,97 triliun dari Rp 14,31 triliun.
Beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp 139,67 triliun dari sebelumnya Rp 138,18 triliun. Dari sisi beban lainnya, beban keuangan juga naik menjadi Rp 3,30 triliun dari sebelumnya Rp 2,12 triliun.
Sebagai perbandingan, pada semester I-2019, laba bersih Grup Astra turun 6% menjadi Rp 9,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 10,38 triliun. Hal ini terutama disebabkan penurunan kontribusi dari divisi otomotif dan agribisnis.
"Kinerja Grup Astra pada semester pertama tahun 2019 dipengaruhi oleh lesunya konsumsi domestik dan tren penurunan harga-harga komoditas, tetapi juga diuntungkan oleh peningkatan kinerja bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi," kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi.
(hps/miq) Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham ASII turun 1,8% ke level Rp 6.825/unit. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 1,89 juta unit senilai Rp 13,04 miliar.
Investor asing tercatat membukukan jual bersih Rp 902,16 juta di seluruh pasar. Tekanan terhadap kinerja keuangan Astra selama sembilan bulan 2019 ini, telah membuat harga saham produsen otomotif ini ambles 17,02%.
Kemarin, Astra mempublikasikan kinerja keuangan hingga kuartal III-2019. Perseroan mencatatkan laba bersih dalam 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019 sebesar Rp 15,87 triliun, turun 7,03% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,07 triliun.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis ini (31/10/2019), pencapaian laba bersih ini terjadi di tengah kenaikan pendapatan perusahaan yang satu digit. Pada periode tersebut, pendapatan induk Grup Astra ini hanya naik 1,24% menjadi Rp 177,04 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 174,88 triliun.
Dari penjualan ini, pendapatan terbesar dari penjualan barang sebesar Rp 120,82 triliun, turun dari sebelumnya Rp 121,54 triliun, sementara dari jasa dan sewa naik menjadi Rp 41,15 trilliun dari sebelumnya Rp 39,04 triliun.
Adapun dari bisnis jasa keuangan, pendapatan Astra naik tipis menjadi Rp 15,97 triliun dari Rp 14,31 triliun.
Beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp 139,67 triliun dari sebelumnya Rp 138,18 triliun. Dari sisi beban lainnya, beban keuangan juga naik menjadi Rp 3,30 triliun dari sebelumnya Rp 2,12 triliun.
Sebagai perbandingan, pada semester I-2019, laba bersih Grup Astra turun 6% menjadi Rp 9,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 10,38 triliun. Hal ini terutama disebabkan penurunan kontribusi dari divisi otomotif dan agribisnis.
"Kinerja Grup Astra pada semester pertama tahun 2019 dipengaruhi oleh lesunya konsumsi domestik dan tren penurunan harga-harga komoditas, tetapi juga diuntungkan oleh peningkatan kinerja bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi," kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi.
(hps/miq) Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?
Most Popular