
Data Investasi Top, Kok Rupiah Masih di Atas Rp 14.000/US$?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 October 2019 13:15

Sepertinya faktor eksternal membatasi penguatan rupiah. Biro Statistik Nasional China melaporkan, angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Oktober sebesar 49,3. Turun dibandingkan September yaitu 49,8.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Angka di bawah 50 menunjukkan dunia usaha sedang menahan diri, tidak melakukan ekspansi.
Parahnya, angka PMI manufaktur China sudah enam bulan beruntun berada di bawah 50. Selain itu, angka Oktober adalah yang terendah sejak Maret 2009.
Data ini sedikit banyak mempengaruhi minat investor untuk berani masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, apresiasi rupiah sulit untuk lebih tajam lagi.
(aji/aji)
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Angka di bawah 50 menunjukkan dunia usaha sedang menahan diri, tidak melakukan ekspansi.
Parahnya, angka PMI manufaktur China sudah enam bulan beruntun berada di bawah 50. Selain itu, angka Oktober adalah yang terendah sejak Maret 2009.
Data ini sedikit banyak mempengaruhi minat investor untuk berani masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, apresiasi rupiah sulit untuk lebih tajam lagi.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular