Analisis Fundamental

Laba INDF Melesat 25% per September, tapi Laba Q3 Ambles nih

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
31 October 2019 13:02
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang 9 bulan pertama tahun ini kembali menorehkan performa keuangan yang apik.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha Grup Indofood milik Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang 9 bulan pertama tahun ini kembali menorehkan performa keuangan yang apik. Alhasil, saham perusahaan banyak diburu oleh pelaku pasar pada perdagangan Kamis ini (31/10/2019).

Pada penutupan sesi I, data perdagangan mencatat, harga saham INDF naik 1,97% di level Rp 7.750/saham. Bahkan di sesi pagi saham INDF sempat meningkat 2,3% ke level Rp 7.775/saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 34,16 miliar.

Investor asing juga terlihat memburu saham perusahaan dengan membukukan aksi beli bersih mencapai Rp 14,07 miliar di semua pasar.

Pada periode Januari-September 2019, INDF membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 25,21% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 3,53 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,82 triliun.


Perolehan laba perusahaan dapat tumbuh positif disokong oleh kenaikan penjualan, penurunan beban keuangan, dan penurunan proporsi pos beban utama.

Per 30 September, total pendapatan yang dicatatkan INDF sebesar Rp 57,85 triliun atau naik 5,67% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,74 triliun.

Pos top line perusahaan tidak mampu tumbuh dua digit seiring dengan tertekannya pemasukan pada penjualan segmen distribusi yang anjlok 28,39% YoY ke level Rp 3,13 triliun. Selain itu segmen usaha agribisnis juga membukukan koreksi tipis 2,2% secara tahunan menjadi Rp 10,03 triliun.

Momok utama penurunan penjualan pada segmen usaha agribisnis INDF dikarenakan belum pulihnya harga komoditas minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).



Berdasarkan grafik di atas, pada 9 bulan pertama tahun ini, terlihat rata-rata harga kontrak CPO di bursa Derivatif Malayasia melemah 10,11% YoY.

Sementara itu, kinerja laba bersih perusahaan juga tertolong dari penurunan rasio pos beban utama terhadap pos pendapatan.

Total beban pokok pendapatan dan beban usaha perusahaan pada Januari-September 2019 sejumlah Rp 50,97 triliun, atau dengan kata lain memiliki rasio terhadap pendapatan sebesar 88,11%. Rasio ini turun 1,18% dibandingkan dengan perolehan rasio tahun lalu.

Meski hanya turun 1,18%, dapat bantu mendongkrak perolehan laba usaha INDF hingga tumbuh 17,26% YoY menjadi Rp 6,88 triliun, dari Rp 5,87 triliun pada periode 9 bulan pertama tahun 2018.

Kemudian, performa bottom line (laba bersih) makin apik ditolong oleh penurunan beban keuangan hingga 28,76% YoY ke level Rp 1,31 triliun.


Kuartal III-2019
Di lain pihak, sejatinya pelaku pasar patut mencermati kinerja keuangan INDF pada kuartal III-2019. Pasalnya, sepanjang kuartal kemarin total pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 19,24 triliun atau turun 1,05% dibandingkan capaian kuartal II-2019 yang ada di Rp 19,44 triliun.

Laba kuartal III-2019 bahkan mencatatkan penurunan yang lebih dalam, di mana perolehan laba sepanjang kuartal kemarin anjlok 17,58% secara kuartalan menjadi Rp 985,68 miliar.



(dwa/tas) Next Article Ekonomi Melambat, Kinerja Indofood Group Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular