Beban Amortisasi, INDY Cetak Rugi per September Rp 120 M

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
31 October 2019 11:37
PT Indika Energy Tbk (INDY), membukukan kinerja yang belum positif sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.
Foto: RUPS PT Indika Energy Tbk (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan dan energi, PT Indika Energy Tbk (INDY), membukukan kinerja yang belum positif sepanjang 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019 seiring dengan adanya amortisasi dari akuisisi PT Kideco Jaya Agung.

Manajemen mengumumkan pada periode tersebut, Indika mencatatkan rugi bersih konsolidasi sebesar US$ 8,6 juta atau setara dengan Rp 120,40 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/uS$).

Mengacu laporan keuangan per September 2018, Indika mampu membukukan laba bersih US$ 112,17 juta atau Rp 1,57 triliun, naik dari September 2017 US$ 81,36 juta.

"Di kuartal III, US$ 
8,6 juta rugi konsolidasi. Secara buku kami membukukan kerugian karena memasukkan faktor amortisasi dari pembelian Kideco," kata CEO Indika Energy, Aziz Armand, dalam pertemuan terbatas dengan media di Jakarta, Kamis (31/10/2019).


Dia menjelaskan sepanjang tahun ini hingga September, pendapatan yang diraih perseroan mencapai US$ 2,08 miliar atau Rp 29 triliun, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 2,18 miliar. Pada September 2017, pendapatan INDY masih US$ 694,68 juta.

Pada akhir 2017, Indika yang juga memiliki anak usaha PT Petrosea Tbk (PTRO) ini, bersama anak perusahaan yang dimiliki penuh, yaitu PT Indika Inti Corpindo, menuntaskan transaksi pembelian tambahan 45% saham PT Kideco Jaya Agung (Kideco) dari Samtan Co., Ltd. (Samtan) dan PT Muji Inti Utama (Muji).


Aziz menjelaskan industri batu bara Indonesia 2019 lebih menantang dibanding 2018. "Permintaan cenderung flat. Produksi naik karena tidak terlalu banyak hujan atau kering. Produksi batu bara global naik sehingga cenderung oversupply. Produksi domestik melebihi target dan tahun lalu. Ini membuat harga baru bara merosot."

Namun Aziz menjelaskan kinerja anak usaha yakni Petrosea membaik. "Grup kita, semua anak usaha bisa mempertahankan kinerja. Bahkan ada yg berhasil naik. Petrosea, salah satu anak usaha yang kinerjanya membaik."


(tas/tas) Next Article Omzet Tergerus di Q1, Rugi Indika Energy Capai Rp 313 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular