Internasional

Laba Bank-bank Ini Turun, Benarkah Industri Tengah 'Sekarat'?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 October 2019 07:33
Laba Bank-bank Ini Turun, Benarkah Industri Tengah 'Sekarat'?
Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan pendapatan dan laba yang dicatatkan bank-bank besar di dunia pada kuartal terbaru semakin memperkuat isu bahwa industri perbankan tengah mengalami kejatuhan. Itu karena perlambatan terjadi di tengah berbagai langkah restrukturisasi yang dilakukan.

Seperti diketahui, bank-bank besar itu banyak melakukan reformasi untuk dapat terus mempertahankan bisnisnya. Langkah yang ditempuh di antaranya adalah mengurangi jumlah karyawan dan menunda investasi.


Sebelumnya, lembaga konsultan McKinsey & Co. juga menyatakan bahwa setengah dari bank-bank dunia sudah berada di posisi yang lemah. Fakta ini terjadi sekarang bahkan sebelum ekonomi semakin melambat, seperti yang diprediksi sejumlah lembaga global dalam beberapa bulan ke depan.

Hal itu tertuang dalam laporan tahunan lembaga konsultasi itu. Berikut adalah beberapa bank yang mencatatkan kinerja kurang memuaskan di kuartal terbaru:

Deutsche Bank melaporkan kerugian bersih yang lebih parah dari ekspektasi pasar pada hari Rabu (30/10/2019). Kerugian itu terjadi di tengah langkah restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan bank Jerman itu.

Deutsche melaporkan kerugian bersih 832 juta euro atau US$ 924 juta (sekitar Rp 12,9 triliun, estimasi kurs Rp 14.000) untuk kuartal ketiga 2019. Analis memproyeksikan kerugian bank hanya 778 juta euro, menurut data dari Refinitiv.

Sebelumnya pada kuartal ketiga 2018, bank mencatatkan laba bersih 229 juta euro. Namun bank mulai mencatatkan rugi pada kuartal kedua tahun ini yaitu sebesar 3,15 miliar euro.

Sementara itu, total pendapatan bersih bank pada kuartal ketiga 2019 adalah 5,3 miliar euro. Lebih rendah dari 6,2 miliar euro pada periode yang sama tahun lalu.


Seperti Deutsche, HSBC juga mencatatkan penurunan laba yang lebih parah dari perkiraan analis pada kuartal terakhir.

Laba bersih yang dihasilkan kelompok perbankan yang berbasis di London ini turun 24% menjadi US$ 2,97 miliar pada kuartal yang berakhir 30 September dari tahun sebelumnya, kata bank, Senin (28/10/2019). Ini merupakan penurunan triwulanan terburuk sejak kuartal terakhir 2016. Sementara itu, laba sebelum pajak lembaga pemberi pinjaman terbesar di Eropa berdasarkan asetnya ini, adalah US$ 4,84 miliar. Angka ini di bawah proyeksi analis yang dihimpun oleh bank, yang sebesar US$ 5,29 miliar.

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari perbankan ritel dan operasi pasar global bank.


Goldman Sachs melaporkan labanya anjlok 26% menjadi US$ 1,88 miliar atau US$ 4,79 per saham, di bawah proyeksi US$ 4,81 para analis, menurut Refinitiv. Pendapatannya turun 6% menjadi US$ 8,32 miliar, sedikit di atas proyeksi US$ 8,31 miliar.

Penurunan laba bank terjadi karena divisi investasi dan peminjaman perusahaan dan perbankan investasi mencatatkan pendapatan yang lebih rendah. Perusahaan juga harus membayar sejumlah US$ 291 juta untuk kerugian kredit pada kuartal tersebut, 67% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Next Page
Deutsche Bank
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular