
Jualan Asing Berkurang, 5 Saham Ini Diborong Hingga Rp 458 M

Di sisi lain, sentimen positif bagi pasar saham Tanah Air datang dari optimisme bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada dini hari nanti waktu Indonesia (31/10/2019).
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 30 Oktober 2019, probabilitas The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada dini hari nanti berada di level 96,2%.
Di sepanjang tahun ini, The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 bps (basis poin), yakni pada bulan Juli dan September.
Jika ditotal, Federal Funds Rate sudah dipangkas sebesar 50 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.
Bila tingkat suku bunga acuan dipangkas lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Rabu kemarin, dengan sentimen positif ini, sebanyak lima saham emiten memimpin aksi beli asing terbesar, yakni:
1. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan net buy asing Rp 170,86 miliar, dan harga saham naik 3,83% di level Rp 2.440/saham.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dengan catatan beli bersih asing Rp 149 miliar, harga saham naik tipis 0,72% di level Rp 31.325/saham.
3. PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dengan net buy asing Rp 63,15 miliar, harga saham naik 2,23% di level Rp 56.050/saham.
4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan net buy Rp 42,83 miliar, harga saham naik 0,47% di level Rp 4.250/saham.
5. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), net buy Rp 32,2 miliar, saham naik 0,65% di level Rp 11.675/saham. Total kelima saham ini diborong asing hingga Rp 458,04 miliar.
Hanya saja, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan, walau IHSG kembali ditutup menguat, pelaku pasar saham wajib berhati-hati dalam menghadapi perdagangan Kamis ini (31/10). Pasalnya, aura profit taking di pasar saham tanah air masih saja kental terasa.
Wajar jika hasrat pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan di pasar saham begitu terasa dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, IHSG sudah membukukan apresiasi yang signifikan.
Pada bulan ini, IHSG sempat tercatat menguat hingga 10 hari beruntun yakni pada periode 11-24 Oktober. Dalam periode tersebut, IHSG menguat 5,25%.
Dalam periode tersebut, IHSG menguat seiring dengan optimisme terkait dengan pelantikan presiden dan pengumuman nama-nama menteri yang akan mendampingi presiden.
(tas/sef)
