
Catat! November, Harga Saham TBIG Bakal Lebih Terjangkau

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) bakal merealisasikan aksi korporasi pemecahan nilai nominal saham (stock split) pada November mendatang dengan rasio 5:1, sehingga nominal saham perusahaan yang semula Rp 100 ini akan turun menjadi Rp 20/saham.
Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan untuk merealisasikan aksi ini, masih harus menunggu izin yang akan dikeluarkan oleh otoritas bursa. Sementara izin dari pemegang saham telah diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Rabu (30/10/2019).
"Untuk jadwalnya November ini semoga segera mendapatkan izin dari bursa [Bursa Efek Indonesia]," kata Helmy di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu ini.
Dengan dilakukannya stock split ini maka jumlah saham beredar perusahaan akan menjadi 22,65 miliar dari sebelumnya sebanyak 4,53 miliar.
Jika memakai asumsi harga saham di akhir perdagangan hari ini di level Rp 6.400/saham, maka harga saham TBIG usai dilakukan aksi korporasi ini akan menjadi Rp 1.280/saham.
Data perdagangan BEI mencatat, pada penutupan hari ini, saham TBIG ditutup menguat 0,39% di level Rp 6.400/saham, dibanding penutupan hari sebelumnya. Investor asing pun memborong saham ini dan mencatatkan net buy sebesar Rp 5,05 miliar.
Dalam sepekan terakhir perdagangan, asing masih mencatatkan net sell senilai RP 71,87 miliar di seluruh pasar, sedangkan di pasar reguler terjadi net buy senilai Rp 18,08 miliar. Secara year to date (ytd) net sell masih terjadi dan nilainya mencapai Rp 1,05 triliun.
Pada 2 Oktober lalu, saham TBIG juga ditransaksikan dalam nilai yang sangat besar dan terjadi di pasar negosiasi. Belum ada keterbukaan informasi yang menjelaskan siapa pihak-pihak bertransaksi menjual saham tersebut dalam jumlah yang sangat besar tersebut.
Jika digabungkan dengan transaksi di pasar negosiasi, total nilai transaksi saat itu tercatat mencapai Rp 1,66 triliun. Transaksi dilakukan melalui Credit Suisse Sekuritas sebagai broker penjual dan Mahakarya Artha Sekuritas sebagai pihak pembeli. Lalu ada beberapa transaksi lain yang dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.
TBIG pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 26 Oktober 2010, pas genap 9 tahun. Harga saham yang ditawarkan pada saat IPO senilai Rp 2.025/saham.
TBIG merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar. Berdasarkan laporan keuangan 2018 tercatat memiliki sekitar 15.032 lokasi menara dengan jumlah penyewaan mencapai 25.518.
(tas) Next Article Ini Alasan TBIG Pangkas Rencana Global Bond Jadi Rp 9,1 T
