Internasional

Iran Defisit, Biar Selamat Harga Minyak Harus US$ 194,6/Barel

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
28 October 2019 16:46
Iran defisit fiskal
Foto: Iran (REUTERS/Raheb Homavandi)
Jakarta, CNBC IndonesiaDana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan defisit fiskal Iran akan mencapai 4,5% di 2019 ini dan 5,1% di 2020. Sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) akan semakin menekan Iran.

"Bahkan, untuk selamat dari defisit dan menyeimbangkan anggaran, anggota utama Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) itu ingin harus menunggu harga minyak di angka US$ 194,6 per barel," tulis Reuters mengutip laporan IMF, Senin (28/10/2019). Padahal pada penutupan perdagangan Jumat, harga Brent di atas US$ 62 per barel.


Pendapatan Iran dari sektor minyak sempat meningkat setelah negara itu setuju untuk mengurangi pengembangan program nuklirnya. Hal itu terangkum dalam perjanjian Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015 yang ditandatanganinya dengan enam negara lainnya termasuk AS.

Saat itu, ekonomi Iran diproyeksi bisa tumbuh lebih dari 13 persen, dengan pendapatan dari minyak pada tahun 2017 sebesar US$ 57,4 miliar akibat meningkatnya volume ekspor.

Namun pada Mei 2018, AS di bawah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu, dan pada November 2018 sepenuhnya memberlakukan kembali sanksi unilateral yang menargetkan hampir setiap sektor ekonomi Iran.


Akibat sanksi ini, mata uang Iran melemah tajam. Bukan hanya itu, perdagangan luar negeri terganggu sementara inflasi tahunan negara itu meningkat. IMF memproyeksikan inflasi tahunan Iran akan mencapai 35,7% tahun ini dan 31% tahun depan.

Direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah IMF Jihad Azour mengatakan otoritas Iran harus menyelaraskan nilai tukar dengan tingkat pasar untuk mengendalikan inflasi. Sementara untuk ekspor barang dan jasa, IMF memperkirakan nilainya akan turun menjadi US$ 60,3 miliar tahun ini dari US$ 103,2 miliar di 2018 dan turun lebih lanjut menjadi US$ 55,5 miliar pada tahun 2020.

Dalam laporan Outlook Ekonomi Dunia yang diterbitkan pada Oktober 2019, IMF mengatakan ekonomi Iran akan terkontraksi sebesar 9,5 persen tahun ini. Angka ini menjadikan 2019 sebagai salah satu tahun terburuk bagi perekonomian Iran sejak 1984.

Sebelumnya Bank Dunia juga memprediksi penurunan pertumbuhan pada negara ini. Di mana ekonomi Iran hanya akan menyusut 10% dari dua tahun lalu.

Meski demikian, keduanya memperkirakan masih akan ada pertumbuhan 0 dan 0,5% pada 2020. Namun itu tergantung apakah Iran bisa mengekspor minyak hingga 500.000 barel per hari.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Gak Ikut Bank Dunia, Airlangga Pede Ekonomi RI 2021 Tumbuh 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular