
Harga Naik Signifikan, Akankah Saham BUMI Reborn?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 October 2019 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten tambang batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mulai bergerak liar pada perdagangan pagi ini, Senin (28/10/2019). Rencana perseroan membangun kawasan industri batu bara tampaknya mulai menjadi perhatian investor.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 5,81% ke level Rp 91/saham di sesi pagi ini. Volume perdagangan tercatat mencapai 228,96 juta saham senilai Rp 20,55 miliar.
Pekan lalu, Presiden Direktur Bumi Resources Saptari Hoedaja mengatakan BUMI bakal membangun kawasan industri batu bara dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar, atau sekitar Rp 22,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.034,48/US$).
"Feasibility study sudah jadi dan sedang mencari teknologi yang tepat supaya bisa dipakai dan dibawa ke Indonesia. Karena butuh dana besar, investasinya hampir US$ 1,6 miliar," ujar Saptari dalam program Profit CNBC Indonesia, pekan lalu.
Ia menjelaskan kawasan itu dibangun lantaran BUMI ingin menjadikan batu bara bukan hanya sebagai sumber energi saja, tapi juga ingin menjadikan batu bara sebagai bahan baku.
Tujuannya, Indonesia bisa menambah nilai ekspor dan mengurangi impor. Dalam studinya, batu bara akan berubah menjadi gas dan gas akan menjadi liquid.
"Liquid yang kami produksi ini juga bisa di ekspor dan sebagian bisa dipakai untuk pasar domestik," kata Saptari.
"Seperti diketahui, batu bara itu menggunakan cukup banyak fuel. Nah ini yang menjadi tantangan kami untuk 20 tahun ke depan, bagaimana mengurangi fuel di dalam BUMI group ini," lanjutnya.
Terlebih kata dia, saat ini pemerintah sedang mendorong penggunaan Biofuel 30 (B30) pada sektor industri-industri di Tanah Air, di mana pada pembuatan B30 ada bahan campuran, yang bahan baku masih di impor.
Lewat kawasan industri inilah, Saptari berharap pihaknya bisa membantu pemerintah dalam menghasilkan bahan campuran untuk bisa memproduksi B30 tersebut.
"Salah satu untuk mencampur ini bisa dihasilkan dari sini. Sehingga bisa mengurangi impor juga. Tujuannya ke sana, agar fuel untuk produksi kami bisa kita jaga," tuturnya.
Saptari berharap kawasan industri batu bara ini bisa berjalan tahun depan.
BUMI merupakan salah satu saham yang cukup fenomenal di bursa saham domestik. Sekitar 2006-2007 saham BUMI merupakan salah satu idola para investor, seiring dengan booming komoditas.
Namun pada 2008, saat krisis keuangan melanda dunia, saham BUMI mulai kehilangan pamor karena harga komoditas yang anjlok. Kejatuhan pasar saham juga ikut membuat harga saham BUMI meluncur dari level harga Rp 8.550 hingga ke level Rp 50/saham.
(hps/tas) Next Article Penjualan Batu Bara BUMI Capai 78,7 Juta Ton di 2023
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 5,81% ke level Rp 91/saham di sesi pagi ini. Volume perdagangan tercatat mencapai 228,96 juta saham senilai Rp 20,55 miliar.
Pekan lalu, Presiden Direktur Bumi Resources Saptari Hoedaja mengatakan BUMI bakal membangun kawasan industri batu bara dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar, atau sekitar Rp 22,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.034,48/US$).
Ia menjelaskan kawasan itu dibangun lantaran BUMI ingin menjadikan batu bara bukan hanya sebagai sumber energi saja, tapi juga ingin menjadikan batu bara sebagai bahan baku.
Tujuannya, Indonesia bisa menambah nilai ekspor dan mengurangi impor. Dalam studinya, batu bara akan berubah menjadi gas dan gas akan menjadi liquid.
"Liquid yang kami produksi ini juga bisa di ekspor dan sebagian bisa dipakai untuk pasar domestik," kata Saptari.
"Seperti diketahui, batu bara itu menggunakan cukup banyak fuel. Nah ini yang menjadi tantangan kami untuk 20 tahun ke depan, bagaimana mengurangi fuel di dalam BUMI group ini," lanjutnya.
Terlebih kata dia, saat ini pemerintah sedang mendorong penggunaan Biofuel 30 (B30) pada sektor industri-industri di Tanah Air, di mana pada pembuatan B30 ada bahan campuran, yang bahan baku masih di impor.
Lewat kawasan industri inilah, Saptari berharap pihaknya bisa membantu pemerintah dalam menghasilkan bahan campuran untuk bisa memproduksi B30 tersebut.
"Salah satu untuk mencampur ini bisa dihasilkan dari sini. Sehingga bisa mengurangi impor juga. Tujuannya ke sana, agar fuel untuk produksi kami bisa kita jaga," tuturnya.
Saptari berharap kawasan industri batu bara ini bisa berjalan tahun depan.
Bos BUMI Buka-bukaan Soal Rencana Bisnis
[Gambas:Video CNBC]
BUMI merupakan salah satu saham yang cukup fenomenal di bursa saham domestik. Sekitar 2006-2007 saham BUMI merupakan salah satu idola para investor, seiring dengan booming komoditas.
Namun pada 2008, saat krisis keuangan melanda dunia, saham BUMI mulai kehilangan pamor karena harga komoditas yang anjlok. Kejatuhan pasar saham juga ikut membuat harga saham BUMI meluncur dari level harga Rp 8.550 hingga ke level Rp 50/saham.
(hps/tas) Next Article Penjualan Batu Bara BUMI Capai 78,7 Juta Ton di 2023
Most Popular