
Dear Pak Erick, Sudah Dapat 2 Wamen, Ini 4 PR BUMN Kita

Ketiga, tiga nahkoda baru BUMN dari kalangan professional ini diharapkan mampu memberikan perhatian serius untuk membenahi perusahaan-perusahaan BUMN yang masih bermasalah, seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan beberapa perusahaan BUMN lain.
Garuda sempat jadi sorotan publik karena menyajikan laporan keuangan tahun buku 2018 tak sesuai dengan standar akuntansi.
Sementara BUMN lain yakni PT Asuransi Jiwasraya juga tengah menghadapi masalah karena menunda pembayaran kewajiban polis jatuh tempo.
Adapun KRAS didera kerugian selama 7 tahun berturut-turut, utang menggunung, isu PHK massal, hingga mundurnya komisaris independen belum lama ini. Berdasarkan laporan keuangan KRAS 2018, tercatat utang KRAS mencapai US$ 2,49 miliar atau setara Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$), naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar.
Selain itu, menurut Ferdi, trio profesional ini juga perlu mendorong PT Pertamina (Persero) agar mempercepat proses penyelesaian kilang minyak dan mendorong Pertamina berekspansi sampai ke luar negeri dalam rangka menaikan produksi minyak nasional.
"Percepatan penyelesaian kilang dan ekstensifikasi bisnis bisa menjadi solusi mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor migas yang terlalu tinggi."
Jumat pekan lalu, Erick menegaskan sejumlah PR tersebut akan menjadi perhatian. "Kita sedang membentuk tim yang baik, dan tentu ini sesuai dengan visi beliau [Presiden] kita harus didukung tim yang memang profesional, transparan, dan karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus segera dilakukan untuk Kementerian BUMN," kata Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jumat (25/10/2019).
Pendiri Mahaka Group itu mengatakan beberapa program BUMN yang tengah dibahas dengan tim di antaranya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, negosiasi Saudi Aramco dan Pertamina untuk membangun refinery, gagal bayar Jiwasraya.
LANJUT HALAMAN 3: PR Holding BUMN Perkebunan
