Dear Pak Erick, Sudah Dapat 2 Wamen, Ini 4 PR BUMN Kita

tahir saleh, CNBC Indonesia
28 October 2019 07:08
PR Holding BUMN Perkebunan
Foto: Dirut PTPN III Tersangka Suap Distribusi Gula (CNBC Indonesia TV)

Lebih lanjut, Ferdi mengungkapkan PR keempat yakni holding BUMN, gagasan yang pernah dilakukan menteri-menteri BUMN sebelumnya. Publik berharap agar Erick dan Wamen BUMN, segera merealisasikan holding perusahaan perkebunan milik negara, PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

"Belum ada satupun menteri BUMN yang sukses melakukan konsolidasi PTPN. Boleh jadi program itu stagnan karena resistensi para eksekutif di 14 BUMN perkebunan itu, karena takut kehilangan posisi. Bisa juga karena resistensi para politisi dan elit bisnis yang kerap mendapat untung dari pembelian bahan mentah dari PTPN," katanya.

Di atas kertas, holding BUMN Perkebunan resmi dilakukan pada Oktober 2014 oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan bersamaan dengan holding BUMN Kehutanan. Holding BUMN Perkebunan dibentuk dengan mengalihkan 90% kepemilikan saham negara di PTPN I, II, IV sampai PTPN XIV kepada PTPN III sebagai induk holding BUMN Perkebunan.

Adapun holding BUMN Kehutanan dibentuk dengan mengalihkan 100% kepemilikan saham negara pada PT Inhutani I-V kepada Perum Perhutani sebagai induk holding BUMN Kehutanan.

Menurut Ferdi, jika PTPN dikonsolidasi, Indonesia bisa berbangga karena memiliki perusahaan perkebunan kelas dunia dan bisa menciptakan perusahaan perkebunan sawit dan karet, terbesar dunia.


Mengapa disebut besar dan mampu bersaing di level dunia?

"Jawabannya, dari 14 PTPN, total aset mereka jika digabung sebesar US$ 5,6 miliar [Rp 78 triliun] tahun buku 2012. Ukuran asetnya, tentu tak bisa diragukan. Jika ditotal 14 perusahaan, mereka mampu mengontrol luas lahan sebesar 1 juta hektare konsensi sawit dan karet," jelas Ferdi.

"Itu baru dari segi aset dan lahan, belum dihitung soal laba bersih," katanya lagi.

Dia menjelaskan, masih mengacu tahun buku 2012, jika ditotal laba bersih ke-14 PTPN mencapai US$ 400 juta (Rp 5,6 triliun) per tahun 2012. PTPN bukan hanya memproduksi sawit dan karet, tapi juga memproduksi gula, teh, kopi dan kakao. "Itu artinya, PTPN menyentuh kehidupan rakyat kecil dan jika kinerjanya bagus, PTPN bisa menjadi pelayan rakyat yang sangat bagus ke depan."

Apabila konsolidasi ke-14 perusahaan berjalan, maka, PTPN III bisa dipertimbangkan menjadi operator. Total aset ke-14 PTPN mencapai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun. Konsolidasi PTPN penting, katanya, karena penggabungan aset akan mendobrak kinerja dan bisa jadi target yang dipasang pemerintah meningkatkan aset PTPN sampai tahun 2015 menjadi Rp 120 triliun, tercapai.

Hanya saja, tegasnya, tantangan besar bagi menteri BUMN dan dua wakil menteri adalah melanjutkan program holding yang sudah sukses dilakukan menteri BUMN sebelumnya.

Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno bersama Budi Gunadi Sadikin yang sekarang menjadi Wamen BUMN sukses melakukan holding tambang BUMN yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS) di bawah pimpinan Inalum dengan brand, MIND ID.

"Dengan holding tambang, Rini dan Budi mampu mengembangan ekspansi, mampu menerbitkan surat utang untuk mengakusisi Freeport Indonesia. Ini tentu menjadi modal besar bagi pemimpin baru BUMN untuk segera melakukan konsolidasi BUMN."

(tas/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular