Asing Sebut Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Ini Respons BI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
24 October 2019 16:08
BI mengungkapkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 masih akan berada di atas level 5%.
Foto: Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menyuntikkan stimulus bagi perekonomian Indonesia dengan memangkas tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%.

Keputusan tersebut diumumkan oleh BI pascamenggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama 2 hari pada Rabu dan Kamis 23-24 Oktober 2019.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).

Asing Sebut Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Ini Respons BIFoto: Konferensi Pers BI Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)

Pemangkasan tingkat suku bunga pada hari ini menandai pemangkas tingkat suku bunga acuan selama 4 bulan beruntun. Jika ditotal, suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps dalam 4 bulan terakhir.


Keputusan tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan BI 7DRR akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5%. Keputusan tersebut juga sesuai dengan analisis dari Tim Riset CNBC Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps.

Patut diketahui, saat ini perekonomian Indonesia dikhawatirkan akan tumbuh di bawah 5% pada tahun 2019. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh lembaga keuangan besar berbendera asing.

Melansir konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, JPMorgan Chase memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada tahun ini, sementara Deutsche Bank menaruh proyeksinya di level 4,8%.


Merespons potensi melorotnya pertumbuhan ekonomi ke bawah level 5%, BI mengungkapkan optimisme bahwa hal itu tidak akan terjadi.

"Secara keseluruhan kami melihat perkiraan pertumbuhan ekonomi 2019 akan cenderung berada di bawah titik tengah 5%-5,4%. Titik tengah [berada di level] 5,2% maka [pertumbuhan ekonomi] akan cenderung di bawah 5,2%, saya pernah katakan di sekitaran 5,1%," kata Perry menjawan pertanyaan wartawan.

Untuk periode kuartal III-2019, BI memproyeksikan perekonomian tumbuh di kisaran 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY).

"Sekali lagi dari mana 5,05% karena konsumsi masih bagus, khususnya konsumsi rumah tangga memang masih bergerak sekitar 5%," tegasnya.

"Masalahnya di triwulan tiga dan empat enggak ada lagi pengeluaran terkait pemilu, di triwulan satu dan dua tinggi dan menopang di atas 5%. Dengan tidak adanya [sumbangan dari pos] Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) maka konsumsi rumah tangga berasal dari income, dari golongan menengah," terang Perry.

Pada awal Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II-2019.

Sepanjang tiga bulan kedua tahun 2019, BPS mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan, jauh melambat dibandingkan capaian kuartal II-2018 kala perekonomian mampu tumbuh sebesar 5,27%.

Pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 juga melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07% YoY. Untuk periode semester I-2019, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,06% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Simak penjelasan BI soal pemangkasan suku bunga

[Gambas:Video CNBC]


(ank/tas) Next Article Ekonomi RI 2020 Diramal Mentok Hanya 2,57%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular