Analisis

Naik Tipis-Tipis, Emas Bisa Sampai US$ 1.500/Troy Ons Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 October 2019 14:15
Naik Tipis-Tipis, Emas Bisa Sampai US$ 1.500/Troy Ons Lagi?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mencatat kenaikan tipis-tipis dalam dua hari terakhir, bahkan sejak pekan lalu pergerakan logam mulia ini tidak terlalu signifikan. Pada Rabu kemarin emas menguat 0,28%, sementara pada hari Selasa sebesar 0,23%.

Kabar bagus dari kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China memberikan tekanan bagi emas. Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yuchen, pada Selasa lalu mengatakan ada kemajuan yang bagus dalam pembuatan kesepakatan dagang yang akan ditandatangani kedua belah pihak.

Sementara itu, kabar perceraian Inggris dengan Uni Eropa justru menjadi sentimen positif bagi logam mulia ini.

Perkembangan terakhir Parlemen Inggris menolak keinginan Perdana Menteri (PM) Johnson untuk mempercepat proses legislasi Brexit. PM Johnson kini dikabarkan akan mendorong Pemilu untuk digelar sebelum Natal, tetapi tentunya harus mendapat penundaan deadline Brexit terlebih dahulu dari Uni Eropa.


Dinamika global sepertinya belum mampu membuat emas bergerak signifikan lagi, baik itu menguat ataupun melemah. Sejak pekan lalu, emas bergerak di rentang US$ 1.477 - 1.498/troy ons. Fokus sudah tertuju pada pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) S (Federal Reserve/The Fed) akhir bulan ini. 

Berdasarkan data FedWacth milik CME Group, siang ini pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 93,5% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Pemangkasan suku bunga di AS tentunya berdampak positif bagi harga emas. Namun nyatanya sejak pekan lalu harga emas sulit mencapai level psikologis US$ 1.500/troy ons.



Emas terindikasi kurang menarik lagi bagi para pelaku pasar setelah menguat tajam pada Juni sampai Agustus lalu. Pada periode itu, logam mulia ini mencatat kenaikan sekitar 16% dan mencapai level tertinggi enam tahun.

Namun setelahnya emas mulai mengendur. Kenaikan 16% dalam tiga bulan mungkin terlihat sedikit berlebihan, sehingga pelaku pasar melihat harga emas sudah cukup mahal. Perlu momentum yang besar akan harga emas bisa melaju naik lagi.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)



Naik Tipis-Tipis, Emas Bisa Sampai US$ 1.500/troy ons Lagi? Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak dekat level 0 tetapi sudah masuk wilayah negatif, begitu juga histogram-nya. Melihat indikator tersebut, emas masih berada dalam fase konsolidasi dan mulai mengumpulkan momentum pelemahan. 

Naik Tipis-Tipis, Emas Bisa Sampai US$ 1.500/troy ons Lagi? Grafik: Emas (XAU/USD)
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 dan di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak turun tetapi masih di wilayah jenuh beli (overbought).

Emas bergerak di dekat US$ 1.490/troy ons, jika kembali menembus secara konsisten di bawah level tersebut, emas berpeluang melemah ke level US$ 1.484/troy ons. Support (tahanan bawah) jika US$ 1.484 juga dilewati adalah area US$ 1.480/troy ons.

Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1.490/troy ons, emas memiliki peluang naik ke US$ 1.496/troy ons atau lebih tinggi menuju level psikologis US$ 1.500/troy ons. 

Secara teknikal untuk jangka panjang, level-level yang perlu diperhatikan adalah US$ 1.433 dan US$ 1.351/troy ons, jika nantinya harga emas terus bertahan di atas level tersebut peluang berlanjutnya kenaikan terbuka.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular