
Ini Alasan Grup Bakrie Jor-joran Investasi di Gundala Cs
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 October 2019 11:49

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) menyebutkan bakal lebih berfokus mengembangkan bisnis investasi di produk kekayaan intelektual (intellectual property). Hal ini dilakukan lantaran bisnis televisi free to air selama dua tahun terakhir mengalami perlambatan, imbas dari melambatnya konsumsi masyarakat.
Direktur Utama Visi Media Asia Anindya Novyan Bakrie mengatakan untuk mengantisipasi penurunan di bisnis free to air ini, perusahaan memilih untuk melakukan diferensiasi bisnis.
"Karena ke depan kalau ga ada diferensiasi itu susah siapapun itu dan free to air di 2018-2019 melambat, sempat orang nyangka itu karena digital, tapi ternyata ekonomi dari konsumsi domestik melambat," kata Anindya saat menghadiri serah terima jabatan Menteri BUMN di Kementerian BUMN, Rabu (24/10/2019).
Beberapa investasi yang sedang difokuskan oleh VIVA saat ini seperti bisnis olahraga di seni bela diri campuran (mixed martial arts) dan yang paling anyar adalah investasi di Jagat Sinema Bumilangit.
Jagat Sinema Bumilangit ini bakal memproduksi sejumlah film dalam beberapa tahun ke depan, antara lain Gundala, Si Buta dari Gua Hantu, Maza, Godam, Aquanus, Mandala, Sri Asih, dan Tira. Film pertama yang dirilis Agustus lalu adalah Gundala.
"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).
Neil mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.
Namun Ricardo menyebutkan, investasi yang digelontorkan untuk menggarap film Gundala mencapai di atas Rp 30 miliar. Bahkan, ia menyebut film tersebut menjadi salah satu film lokal dengan biaya produksi paling mahal di Indonesia.
(hps/hps) Next Article Evolusi Bisnis A La Bakrie, Tiga Generasi dengan Fokus Beda
Direktur Utama Visi Media Asia Anindya Novyan Bakrie mengatakan untuk mengantisipasi penurunan di bisnis free to air ini, perusahaan memilih untuk melakukan diferensiasi bisnis.
"Karena ke depan kalau ga ada diferensiasi itu susah siapapun itu dan free to air di 2018-2019 melambat, sempat orang nyangka itu karena digital, tapi ternyata ekonomi dari konsumsi domestik melambat," kata Anindya saat menghadiri serah terima jabatan Menteri BUMN di Kementerian BUMN, Rabu (24/10/2019).
Beberapa investasi yang sedang difokuskan oleh VIVA saat ini seperti bisnis olahraga di seni bela diri campuran (mixed martial arts) dan yang paling anyar adalah investasi di Jagat Sinema Bumilangit.
"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).
Neil mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.
Namun Ricardo menyebutkan, investasi yang digelontorkan untuk menggarap film Gundala mencapai di atas Rp 30 miliar. Bahkan, ia menyebut film tersebut menjadi salah satu film lokal dengan biaya produksi paling mahal di Indonesia.
(hps/hps) Next Article Evolusi Bisnis A La Bakrie, Tiga Generasi dengan Fokus Beda
Most Popular