Yakin Bunga Acuan BI Dipangkas, IHSG Hijau 10 Hari Beruntun!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2019 09:40
Yakin Bunga Acuan BI Dipangkas, IHSG Hijau 10 Hari Beruntun!
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,22% ke level 6.271,51. Pada pukul 09:30 WIB, indeks harga saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatannya menjadi 0,72% ke level 6.302,7. Jika berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan, maka akan menandai penguatan yang kesepuluh secara beruntun.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik 0,58%, indeks Shanghai menguat 0,18%, indeks Hang Seng terkerek 0,48%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,58%.

Optimisme bahwa AS-China akan bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chili pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Perkembangan terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.

"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Mengingat posisi AS dan China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, tentu kencangnya laju perekonomian kedua negara akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dunia.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Optimistis Bank Indonesia Pangkas Bunga Acuan Dari dalam negeri, gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) ikut memantik aksi beli atas saham-saham di tanah air. Kemarin (23/10/2019), RDG BI untuk periode Oktober 2019 dimulai dan dijadwalkan berakhir pada hari ini, diikuti oleh pengumuman tingkat suku bunga acuan.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Jika benar terealisasi, maka akan menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun.

Dari sebanyak 14 ekonom yang masuk ke dalam pembentukan konsensus, sebanyak 10 memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 25 bps, sementara sebanyak empat ekonom memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan tak akan diutak-atik oleh bank sentral.


Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps. Alasannya, terdapat peluang yang sangat besar bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini.

Sementara dari dalam negeri, inflasi yang terkendali, kinerja rupiah yang oke, serta derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar obligasi menjadi faktor yang membuat Tim Riset CNBC Indonesia optimistis bahwa Gubernur BI Perry Warjiyo dan koleganya di bank sentral akan mengumumkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada hari ini, dengan besaran 25 bps.


Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas lagi, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Saat ini, perekonomian Indonesia jelas membutuhkan suntikan energi yang salah satunya bisa datang dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Mengatisipasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan, aksi beli sudah dilakukan sedari pagi hari ini atas saham-saham di tanah air, terlepas dari fakta bahwa IHSG sudah menguat dalam sembilan hari perdagangan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Virus Corona Makin Brutal, Hari Sesi I IHSG Jatuh 0,99%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular