Sudah Hijau 7 Hari Beruntun, IHSG Ambil Nafas Dulu

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 October 2019 12:50
Sudah Hijau 7 Hari Beruntun, IHSG Ambil Nafas Dulu
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Selasa (22/10/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,14% ke level 6.207,49. Sayang, pada tengah hari IHSG justru berada di zona merah. Indeks saham acuan di Indonesia tersebut jatuh 0,28% ke level 6.181,48.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-3,64%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,86%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-0,73%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-2,78%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,74%).

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Hang Seng naik 0,15%, indeks Straits Times terapresiasi 0,78%, dan indeks Kospi bertambah 1,16%.


Optimsime bahwa AS-China akan mampu meneken kesepakatan dagang menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chili pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan bahwa Beijing akan bekerjasama dengan Washington guna memecahkan permasalahan-permasalahan di bidang perdagangan. Menurutnya, kedua belah pihak telah membuat kemajuan yang signifikan dalam hal perdagangan. Liu kemudian menambahkan bahwa menghentikan perang dagang akan menjadi hal yang positif untuk kedua negara, begitu juga untuk perekonomian global.


Seperti yang diketahui, belum lama ini kedua negara menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington. Dalam negosiasi tingkat tinggi ini, delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara delegasi AS dikomandoi oleh Kepala Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin ikut berpartisipasi dalam delegasi yang dipimpin oleh Lighthizer.

Pasca negosiasi dagang tingkat tinggi selama dua hari tersebut, kedua negara menyetujui kesepakatan dagang tahap satu. Kesepakatan ini akan menjadi jawaban dari kritik AS terhadap China seputar praktik pencurian kekayaan intelektual.

Selain itu, permasalahan defisit neraca dagang AS dengan China juga akan dijawab melalui kesepakatan dagang tahap satu, seiring dengan dimasukannya komitmen China untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar. Sebagai gantinya, AS setuju untuk membatalkan pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang sedianya akan dieksekusi pada pekan kemarin.

Memang, pelaku pasar sempat dibuat ragu bahwa AS dan China akan benar-benar menandatangani kesepakatan dagang tahap satu yang sudah disetujui secara lisan oleh keduanya dalam negosiasi tingkat tinggi di Washington.

Melansir CNBC International, seorang sumber menyebut bahwa China ingin bernegosiasi lebih lanjut dengan AS sebelum meneken kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara. Sumber tersebut kemudian menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bisa dikirim ke Washington sebelum akhir bulan ini guna meluruskan poin-poin dalam kesepakatan dagang tahap satu yang masih mengganjal di hati pihak China.

Namun, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemudian membawa angin segar dengan membantah pemberitaan tersebut. Dirinya membantah bahwa China belum setuju dengan isi dari kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara.

Kini, pernyataan dari Trump dan Liu mengonfirmasi ucapan Mnuchin bahwa kesepakatan dagang kedua negara masih berada di jalur yang tepat untuk ditandatangani.

BERLANJUT KE HALAMAN 2: Hore, Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan Lagi!

Dari dalam negeri, kedatangan Sri Mulyani di Istana Negara menjadi sentimen positif bagi pasar saham tanah air. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Sri Mulyani tiba di Istana Negara pada pukul 09:03 WIB.

Untuk diketahui, sudah sedari kemarin (21/10/2019) Presiden Jokowi memanggil banyak orang ke Istana Negara guna mengikuti seleksi untuk menjadi menterinya.

Pasca berada di dalam Istana Negara selama sekitar satu setengah jam, Sri Mulyani  keluar dan menyampaikan ika dirinya diminta untuk tetap menjadi menteri keuangan.

"Pak Presiden minta saya sampaikan ke media untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Selasa (22/10/2019).

Sri Mulyani menambahkan jika dirinya diminta untuk menggunakan seluruh kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi.

"Bekerja sama dengan menko perekonomian dalam rangka membangun ekonomi lebih baik," tambah Sri Mulyani. 

Sri Mulyani memang merupakan salah satu nama yang begitu diinginkan pelaku pasar untuk kembali dibawa oleh Jokowi ke periode dua. Pelaku pasar yang merupakan CEO sebuah lembaga pemeringkat internasional mengatakan bahwa Sri Mulyani sudah pas ditempatnya dan ada baiknya dipertahankan sebagai menteri keuangan.

"Dua jempol untuk Sri Mulyani bisa menjaga stabilitas fiskal dan makro secara baik di tengah gempuran ketidakstabilan kondisi ekonomi global," tuturnya.

Sementara itu, kalangan bankir berpendapat sama.

"Sri Mulyani mengetahui dengan pasti kondisi keuangan negara dan tak ada lagi yang bisa menggantikannya untuk saat ini," terang salah seorang bankir senior.

Tim Riset CNBC Indonesia juga berpendapat bahwa Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang wajib dipertahankan oleh Jokowi.

Sepanjang periode satu pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani mengambil keputusan yang berani dengan meningkatkan utang dalam jumlah yang besar guna membiayai pembangunan. Hal ini dilakukannya guna mengompensasi penerimaan negara yang relatif lemah lantaran perekonomian global sedang melambat.

Tambahan utang di era Jokowi yang begitu pesat banyak dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sebuah faktor yang sangat krusial dalam memajukan sebuah perekonomian.

Walaupun secara gencar menambah utang, Sri Mulyani tetap tidak melupakan yang namanya prinsip kehati-hatian. Semenjak kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di pemerintahan Jokowi, defisit fiskal selalu dijaga di level yang rendah.

Kembali hadirnya Sri Mulyani di kabinet Jokowi diharapkan akan membawa perekonomian Indonesia semakin baik di masa depan.

Sayang, walaupun ada sentimen positif dari luar dan dalam negeri, IHSG nyatanya tetap saja melemah. Koreksi IHSG tampak dipicu oleh aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. Maklum, dalam tujuh hari perdagangan terakhir IHSG sudah terus-menerus membukukan penguatan.

Jika ditotal, apresiasi dalam rentang waktu 7 hari perdagangan tersebut mencapai 2,91%.


TIM RISET CNBC INDONESIA

 

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular