Sambil Tunggu Pengumuman Menteri Jokowi, Rupiah Dibuai Brexit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 October 2019 08:33
Sambil Tunggu Pengumuman Menteri Jokowi, Rupiah Dibuai Brexit
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Pelaku pasar yang menunggu pengumuman nama-nama menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk sementara bisa tenang, karena ada sentimen positif eksternal yang menopang penguatan rupiah.

Pada Senin (21/10/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.120 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.


Kemarin, Jokowi-Ma'ruf Amin resmi disumpah menjadi presiden-wakil presiden Indonesia 2019-2024. Pelantikan berjalan lancar tanpa gangguan.

Jokowi mengungkapkan bahwa hari ini dirinya akan memperkenalkan jajaran menteri yang akan membantunya selama lima tahun ke depan. Perkenalan dulu, pelantikannya bisa menunggu karena sang wapres akan segera bertolak ke Jepang.

Pelaku pasar sangat menantikan hal ini. Para menteri inilah yang akan mewujudkan cita-cita dan janji kampanye Jokowi. Berhasil atau tidaknya program pemerintah ada di tangan para menteri sebagai eksekutor.

Tugas para pembantu Jokowi tidak ringan. Perekonomian global masih dilanda ketidakpastian, baik itu tensi dagang yang memanas, konflik geopolitik, hingga tarik-ulur perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit).

Oleh karena itu, sepertinya masih akan sulit mengharapkan faktor eksternal sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi mengingat situasi global yang tidak pasti menyebabkan fenomena perlambatan ekonomi di hampir seluruh negara. Jadi, faktor domestik menjadi kunci.


Nah, para menteri ini bertugas untuk mengamankan faktor domestik. Konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan investasi yang menjadi kendali mereka harus bisa terus ditingkatkan. Ketika faktor domestik kuat, maka diharapkan mampu menutup lubang yang ditinggalkan oleh faktor eksternal.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)



Sembari menunggu nama-nama yang akan mengisi kabinet di pemerintahan Jokowi jilid II, rupiah masih mampu menguat karena sentimen eksternal yang positif. Angin segar itu datang dari Inggris, apalagi kalau bukan terkait proses Brexit.

Inggris dan Uni Eropa telah menyepakati draf proposal Brexit pada akhir pekan lalu. Parlemen Inggris akan mulai membahas draf ini pada Senin waktu setempat.

"Pada jam kerja Senin, kami akan memulai pembahasan Undang-undang Penarikan Diri dari Uni Eropa. Pemungutan suara dibutuhkan untuk menyetujui regulasi ini," kata Jacob Rees-Mogg, Pimpinan House of Commons, seperti dikutip dari Reuters.


Pelaku pasar kini agak optimistis Inggris bisa berpisah dari Eropa dengan kesepakatan. Tidak ada Hard Brexit, tidak ada No Deal Brexit.

Goldman Sachs memperkirakan peluang parlemen akan meloloskan proposal Brexit adalah 65%, naik dari proyeksi sebelumnya yaitu 60%. Sepertinya London bisa bercerai baik-baik dengan Brussel pada 31 Oktober, karena kans No Deal Brexit turun dari 15% menjadi 10%.

Adanya kesepakatan akan membuat perekonomian Inggris tidak terlalu terpukul karena Brexit. Satu risiko sudah bisa diturunkan, dan membuat pelaku pasar berani bermain agresif dengan masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang.

Arus modal yang masuk ke Asia berhasil membuat rupiah dkk menguat. Sejauh ini, hanya yen Jepang dan baht Thailand yang masih melemah di hadapan greenback.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:22 WIB:





TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular