
Trading Forex: Di Atas US$ 1,11, EUR/USD Bisa Naik Lagi?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 October 2019 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro melawan dolar Amerika Serikat (AS) atau EUR/USD akhirnya menembus ke atas US 1,11 pada perdagangan Kamis kemarin, dan masih bertahan pada perdagangan hari ini, Jumat (18/9/19). Pada pukul 15:33 WIB, EUR/USD berada di kisaran US$ 1,1129.
Dengan demikian, secara teknikal peluang EUR/USD terus melaju naik semakin terbuka. Namun tetap harus diwaspadai adanya koreksi mengingat euro sudah menguat lebih dari 2% melawan dolar AS di bulan ini.
Momentum penguatan EUR/USD mulai terkumpul setelah menembus pola Channel Down dalam grafik harian pada Jumat (11/10/19) pekan lalu. Dua garis hijau yang sejajar dan menurun di bawah ini merupakan pola Channel Down.
Sementara itu level US$ 1,11 (yang sudah dicapai) menjadi target penguatan EUR/USD setelah menembus pola tersebut, Angka US$ 1,11 diperoleh dari Fibonacci Retracement yang ditarik dari 24 September 2018 (titik tertinggi) sampai 1 Oktober 2019 (titik terendah). Berdasarkan Fibonacci Retracement, level 23,6% berada di kisaran US$ 1,11.
Kini selama mampu bertahan di atas US$ 1,11, EUR/USD berpeluang melanjutkan kenaikan dengan target ke US$ 1,1235 (Fibo 38,2%).
Sementara jika melihat grafik 1 jam di bawah ini, indikator Stochastic sudah naik dari wilayah jenuh jual (oversold) tetapi masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought), oleh karena itu ruang penguatan EUR/USD hari ini masih terbuka.
Target penguatan ke area US$ 1,1165, setelah mencapai level tersebut ada potensi koreksi EUR/USD. Ke depannya, jika mampu menembus level tersebut EUR/USD akan membuka peluang terus menguat ke US$ 1,12 dan akhirnya menuju US$ 1,1235.
Sementara level US$ 1,110 menjadi support (tahanan bawah) yang akan menahan koreksi EUR/USD. Namun jika berhasil ditembus, koreksi akan berlanjut menuju US$ 1,1060.
Secara fundamental, penguatan euro terjadi setelah adannya kesepakatan Brexit antara Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa.
Adanya deal antara Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa memberikan kelegaan di pasar, sebelumnya beredar isu jika pihak Uni Eropa enggan untuk membahas proposal Brexit dengan PM Johnson, dan menyatakan proposal Brexit era mantan PM Theresa May merupakan penawaran terbaik yang diberikan.
Dengan adanya deal tersebut, potensi terjadinya hard Brexit atau Inggris bercerai dengan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun, kini semakin berkurang. Hard Brexit dikhawatirkan akan membawa ekonomi Inggirs ke jurang resesi, dan bisa jadi turut menyeret negara-negara Benua Biru lainnya.
Meski demikian proposal tersebut masih harus disetujui oleh Parlemen Inggris pada Sabtu (19/10/19) besok. Jika proposal tersebut ditolak, maka Brexit akan menyajikan "drama" lagi, sehingga baik euro maupun poundsterling berpotensi mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Dengan demikian, secara teknikal peluang EUR/USD terus melaju naik semakin terbuka. Namun tetap harus diwaspadai adanya koreksi mengingat euro sudah menguat lebih dari 2% melawan dolar AS di bulan ini.
Momentum penguatan EUR/USD mulai terkumpul setelah menembus pola Channel Down dalam grafik harian pada Jumat (11/10/19) pekan lalu. Dua garis hijau yang sejajar dan menurun di bawah ini merupakan pola Channel Down.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Sementara itu level US$ 1,11 (yang sudah dicapai) menjadi target penguatan EUR/USD setelah menembus pola tersebut, Angka US$ 1,11 diperoleh dari Fibonacci Retracement yang ditarik dari 24 September 2018 (titik tertinggi) sampai 1 Oktober 2019 (titik terendah). Berdasarkan Fibonacci Retracement, level 23,6% berada di kisaran US$ 1,11.
Kini selama mampu bertahan di atas US$ 1,11, EUR/USD berpeluang melanjutkan kenaikan dengan target ke US$ 1,1235 (Fibo 38,2%).
Sementara jika melihat grafik 1 jam di bawah ini, indikator Stochastic sudah naik dari wilayah jenuh jual (oversold) tetapi masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought), oleh karena itu ruang penguatan EUR/USD hari ini masih terbuka.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Target penguatan ke area US$ 1,1165, setelah mencapai level tersebut ada potensi koreksi EUR/USD. Ke depannya, jika mampu menembus level tersebut EUR/USD akan membuka peluang terus menguat ke US$ 1,12 dan akhirnya menuju US$ 1,1235.
Sementara level US$ 1,110 menjadi support (tahanan bawah) yang akan menahan koreksi EUR/USD. Namun jika berhasil ditembus, koreksi akan berlanjut menuju US$ 1,1060.
Secara fundamental, penguatan euro terjadi setelah adannya kesepakatan Brexit antara Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa.
Adanya deal antara Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa memberikan kelegaan di pasar, sebelumnya beredar isu jika pihak Uni Eropa enggan untuk membahas proposal Brexit dengan PM Johnson, dan menyatakan proposal Brexit era mantan PM Theresa May merupakan penawaran terbaik yang diberikan.
Dengan adanya deal tersebut, potensi terjadinya hard Brexit atau Inggris bercerai dengan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun, kini semakin berkurang. Hard Brexit dikhawatirkan akan membawa ekonomi Inggirs ke jurang resesi, dan bisa jadi turut menyeret negara-negara Benua Biru lainnya.
Meski demikian proposal tersebut masih harus disetujui oleh Parlemen Inggris pada Sabtu (19/10/19) besok. Jika proposal tersebut ditolak, maka Brexit akan menyajikan "drama" lagi, sehingga baik euro maupun poundsterling berpotensi mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular