
Ekonomi Jepang dan China Lesu, Rupiah di Ujung Tanduk
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 October 2019 10:41

Investor sepertinya lega karena sengkarut Brexit menemukan titik terang. Setelah negosiasi Inggris-Uni Eropa yang berlangsung hampir tiga tahun, kesepakatan sudah hampir diraih.
Pada 2016, referendum membuahkan hasil Inggris berpisah dengan Uni Eropa, fenomena yang disebut Brexit. Namun setelah tiga tahun sejak referendum, kesepakatan perpisahan tersebut tidak kunjung kelar.
Bahkan proses yang panjang dan melelahkan itu sudah memakan 'tumbal'. Theresa May memutuskan mundur dari kursi perdana menteri, dan digantikan oleh sang mantan menteri luar negeri, Boris Johnson.
Awalnya, publik pesimis Inggris bisa mendapatkan kesepakatan Brexit yang menguntungkan karena Johnson adalah seorang euroskeptik. Johnson pernah berjanji akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019, dengan atau tanpa kesepakatan.
Namun ternyata Johnson berhasil membuktikan bahwa dirinya layak ditunjuk menjadi menteri luar negeri dan kemudian perdana menteri. Kemarin malam waktu Indonesia, Inggris dan Uni Eropa dikabarkan berhasil menyepakati perjanjian Brexit.
"Ketika ada kemauan, di situ ada kesepakatan. Kita sudah memilikinya! Ini adalah perjanjian yang adil bagi Uni Eropa dan Inggris, serta menjadi bukti komitmen kami untuk mencari solusi," tegas Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Uni Eropa, seperti diwartakan Reuters.
"Kita sudah memiliki kesepakatan baru yang bagus. Kesepakatan ini membuat Inggris kembali memegang kendali," tutur Johnson, juga dikutip dari Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pada 2016, referendum membuahkan hasil Inggris berpisah dengan Uni Eropa, fenomena yang disebut Brexit. Namun setelah tiga tahun sejak referendum, kesepakatan perpisahan tersebut tidak kunjung kelar.
Bahkan proses yang panjang dan melelahkan itu sudah memakan 'tumbal'. Theresa May memutuskan mundur dari kursi perdana menteri, dan digantikan oleh sang mantan menteri luar negeri, Boris Johnson.
Namun ternyata Johnson berhasil membuktikan bahwa dirinya layak ditunjuk menjadi menteri luar negeri dan kemudian perdana menteri. Kemarin malam waktu Indonesia, Inggris dan Uni Eropa dikabarkan berhasil menyepakati perjanjian Brexit.
"Ketika ada kemauan, di situ ada kesepakatan. Kita sudah memilikinya! Ini adalah perjanjian yang adil bagi Uni Eropa dan Inggris, serta menjadi bukti komitmen kami untuk mencari solusi," tegas Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Uni Eropa, seperti diwartakan Reuters.
"Kita sudah memiliki kesepakatan baru yang bagus. Kesepakatan ini membuat Inggris kembali memegang kendali," tutur Johnson, juga dikutip dari Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Data Ekonomi Asia Suram
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular