
Tunggu Neraca Dagang, IHSG Dibuka Menguat
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
15 October 2019 09:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat terbatas pada perdagangan hari ini (15/10/2019) dengan hanya mampu mencatatkan kenaikan 0,06% ke level 6.130,3 indeks poin.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, bursa saham utama Indonesia malah berbalik arah dan pada pukul 09:27 WIB mencatatkan koreksi 0.05% menjadi 6.123,74 indeks poin.
Sementara itu bursa saham utama Benua Kuning terlihat bergerak bervariatif, di mana indeks Nikkei mampu melesat 1,76%, indeks Kospi menguat 0,2%, indeks indeks Straits Times naik 0,02%. Sedangkan indeks Shanghai melemah 0,56% dan indeks Hang Seng terkoreksi 0,1%.
Penguatan yang dicatatkan oleh IHSG dan bursa saham acuan kawasan Asia diliputi oleh kewaspadaan investor yang memantau perkembangan terbaru dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Pasalnya, kemarin (14/10/2019), pihak Negeri Tiongkok dikabarkan belum setuju 100% pada hasil negosiasi perdagangan dengan AS, yang diklaim Presiden AS Donald Trump sebagai sebuah keberhasilan.
Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangani fase pertama kesepakatan.
Lebih lanjut, Bloomberg memberitakan bahwa pejabat China menginginkan dialog lebih lanjut di akhir Oktober untuk membahas rincian teks perjanjian kesepakatan fase pertama tersebut. Salah seorang sumber lain kemudian menyampaikan bahwa China juga ingin AS untuk membatalkan rencana kenaikan tarif pada 15 Desember mendatang.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pihaknya tidak akan ragu menaikkan tarif hingga 15% pada barang China di akhir tahun. Jika, tidak ada pembicaraan lanjutan antara AS-China.
"Jika tidak ada deal semua tarif akan diberlakukan sesuai porsinya," katanya saat diwawancarai CNBC International di acara Squax Box.
Meski demikian, ia mengatakan pihaknya dan China akan segera melakukan pembicaraan lanjutan minggu ini. Pembicaraan akan dilakukan via telepon.
Padahal sebelumnya, investor dibuat semringah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan fase pertama yang susbtansial dan akan segera berlanjut ke fase dua.
Terlebih lagi Negeri Paman Sam juga menyampaikan pihaknya setuju untuk menunda rencana memberlakukan kenaikan tarif bea masuk produk China senilai US$ 250 miliar dari 25% menjadi 30%, yang seyogianya efektif per 15 Oktober.
"Saya sepakat untuk tidak menaikkan tarif bea masuk dari 25% menjadi 30% pada 15 Oktober. Hubungan dengan China sangat baik, kami telah menyelesaikan fase pertama dari kesepakatan, dan segera berlanjut ke fase kedua. Fase pertama bisa ditandatangani segera!" cuit Trump melalui utas (thread) di Twitter.
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, bursa saham utama Indonesia malah berbalik arah dan pada pukul 09:27 WIB mencatatkan koreksi 0.05% menjadi 6.123,74 indeks poin.
Sementara itu bursa saham utama Benua Kuning terlihat bergerak bervariatif, di mana indeks Nikkei mampu melesat 1,76%, indeks Kospi menguat 0,2%, indeks indeks Straits Times naik 0,02%. Sedangkan indeks Shanghai melemah 0,56% dan indeks Hang Seng terkoreksi 0,1%.
Penguatan yang dicatatkan oleh IHSG dan bursa saham acuan kawasan Asia diliputi oleh kewaspadaan investor yang memantau perkembangan terbaru dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangani fase pertama kesepakatan.
Lebih lanjut, Bloomberg memberitakan bahwa pejabat China menginginkan dialog lebih lanjut di akhir Oktober untuk membahas rincian teks perjanjian kesepakatan fase pertama tersebut. Salah seorang sumber lain kemudian menyampaikan bahwa China juga ingin AS untuk membatalkan rencana kenaikan tarif pada 15 Desember mendatang.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pihaknya tidak akan ragu menaikkan tarif hingga 15% pada barang China di akhir tahun. Jika, tidak ada pembicaraan lanjutan antara AS-China.
"Jika tidak ada deal semua tarif akan diberlakukan sesuai porsinya," katanya saat diwawancarai CNBC International di acara Squax Box.
Meski demikian, ia mengatakan pihaknya dan China akan segera melakukan pembicaraan lanjutan minggu ini. Pembicaraan akan dilakukan via telepon.
Padahal sebelumnya, investor dibuat semringah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan fase pertama yang susbtansial dan akan segera berlanjut ke fase dua.
Terlebih lagi Negeri Paman Sam juga menyampaikan pihaknya setuju untuk menunda rencana memberlakukan kenaikan tarif bea masuk produk China senilai US$ 250 miliar dari 25% menjadi 30%, yang seyogianya efektif per 15 Oktober.
"Saya sepakat untuk tidak menaikkan tarif bea masuk dari 25% menjadi 30% pada 15 Oktober. Hubungan dengan China sangat baik, kami telah menyelesaikan fase pertama dari kesepakatan, dan segera berlanjut ke fase kedua. Fase pertama bisa ditandatangani segera!" cuit Trump melalui utas (thread) di Twitter.
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular