
Melalui Kopi, DJPPR Pekenalkan Investasi SBN ke Generasi Muda
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
14 October 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menggelar Talkshow "Yang Muda Yang Bicara" di Peacumber Coffee Shop Yogyakarta, Sabtu (12/10/2019).
Ini merupakan event penutup dari rangkaian InFest 2019 (an Inclusive Festival by DJPPR) yang digelar selama 2 hari di Yogyakarta.
Talkshow dengan tema "Seninya Ngopi, Ngomongin Investasi" dihadirkan untuk mengajak generasi muda Yogyakarta menjadi bagian dari generasi literasi ekonomi yang melek risiko keuangan dan investasi. Generasi muda diajak untuk belajar, berdialog, dan menjadi generasi yang kreatif dan produktif untuk mewujudkan kontribusi dan kerja bersama yang lebih baik bagi negeri ini.
Acara yang dibuka dengan kompetisi kopi dan dikemas dengan konsep bincang santai ini dibawakan oleh Santi Zaidan dan menghadirkan pembicara dari DJPPR, antara lain Loto Srinaita Ginting (Direktur Surat Utang Negara), Yuddy Hendranata, dan Novi Puspita Wardani.
Turut hadir pula sebagai pembicara muda kreatif, Founder Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani, Co-Founder S.M.I.T.H Bar & Roastery, Cindy Herlin Marta, dan Founder & CEO Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno. Talkshow ini mengupas tuntas bagaimana pengelolaan risiko keuangan yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi kreatif dan dipadukan dengan pengalaman DJPPR dalam mengelola keuangan negara.
InFest ini merupakan sebuah event inklusif tentang literasi keuangan yang menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan diri dan belajar bersama seputar pengelolaan keuangan dan risiko dalam rangka mewujudkan kultur investasi yang baik.
InFest juga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah dan bagaimana instrumen pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan pegiat industri kreatif di tanah air, sekaligus sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat.
"Sebagai fiscal tool, APBN dikelola untuk menghasilkan output pembangunan produktif, yang sebagian didanai menggunakan sumber pembiayaan utang, dimana masyarakat, khususya generasi muda dapat turut berkontribusi dengan berinvestasi pada instrumen pembiayaan utang tersebut", demikian diungkapkan Loto Srinaita Ginting.
Dalam kesempatan ini, Loto juga mengajak generasi muda kreatif untuk bersinergi membangun negeri dengan berinvestasi pada instrumen pembiayaan APBN.
Dengan adanya InFest ini diharapkan dapat memperluas basis investor dalam mendukung terbangunnya iklim investasi di Indonesia khususnya bagi generasi muda. Sebagai tindak lanjut, Yang Muda Yang Bicara sebagai forum dan komunitas muda yang inisiasi oleh DJPPR diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan informasi yang komprehensif seputar pengelolaan dan pembiayaan APBN risiko.
(dob/dob) Next Article Terbitkan Global Bond, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp47 T
Ini merupakan event penutup dari rangkaian InFest 2019 (an Inclusive Festival by DJPPR) yang digelar selama 2 hari di Yogyakarta.
Talkshow dengan tema "Seninya Ngopi, Ngomongin Investasi" dihadirkan untuk mengajak generasi muda Yogyakarta menjadi bagian dari generasi literasi ekonomi yang melek risiko keuangan dan investasi. Generasi muda diajak untuk belajar, berdialog, dan menjadi generasi yang kreatif dan produktif untuk mewujudkan kontribusi dan kerja bersama yang lebih baik bagi negeri ini.
Acara yang dibuka dengan kompetisi kopi dan dikemas dengan konsep bincang santai ini dibawakan oleh Santi Zaidan dan menghadirkan pembicara dari DJPPR, antara lain Loto Srinaita Ginting (Direktur Surat Utang Negara), Yuddy Hendranata, dan Novi Puspita Wardani.
Turut hadir pula sebagai pembicara muda kreatif, Founder Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani, Co-Founder S.M.I.T.H Bar & Roastery, Cindy Herlin Marta, dan Founder & CEO Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno. Talkshow ini mengupas tuntas bagaimana pengelolaan risiko keuangan yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi kreatif dan dipadukan dengan pengalaman DJPPR dalam mengelola keuangan negara.
InFest ini merupakan sebuah event inklusif tentang literasi keuangan yang menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan diri dan belajar bersama seputar pengelolaan keuangan dan risiko dalam rangka mewujudkan kultur investasi yang baik.
InFest juga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah dan bagaimana instrumen pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan pegiat industri kreatif di tanah air, sekaligus sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat.
"Sebagai fiscal tool, APBN dikelola untuk menghasilkan output pembangunan produktif, yang sebagian didanai menggunakan sumber pembiayaan utang, dimana masyarakat, khususya generasi muda dapat turut berkontribusi dengan berinvestasi pada instrumen pembiayaan utang tersebut", demikian diungkapkan Loto Srinaita Ginting.
Dalam kesempatan ini, Loto juga mengajak generasi muda kreatif untuk bersinergi membangun negeri dengan berinvestasi pada instrumen pembiayaan APBN.
Dengan adanya InFest ini diharapkan dapat memperluas basis investor dalam mendukung terbangunnya iklim investasi di Indonesia khususnya bagi generasi muda. Sebagai tindak lanjut, Yang Muda Yang Bicara sebagai forum dan komunitas muda yang inisiasi oleh DJPPR diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan informasi yang komprehensif seputar pengelolaan dan pembiayaan APBN risiko.
![]() |
(dob/dob) Next Article Terbitkan Global Bond, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp47 T
Most Popular