
Cicilan Utang RI Bengkak, Faisal Basri: Subsidi ke Rakyat Dikorbankan

Jakarta, CNBC Indonesia-Ekonom senior Faisal Basri mengatakan membengkaknya bunga utang jatuh tempo 2024 tentu akan berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dia mengatakan ketika bunga utang sudah membengkak biasanya pemerintah akan mulai mengurangi subsidi.
"Artinya pengeluaran yang lain harus dikorbankan... biasanya yang dikorbankan adalah subsidi buat rakyat," kata Faisal ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, (10/7/2024).
Sebelumnya, pembayaran bunga utang jatuh tempo pada 2024 diperkirakan akan membengkak Rp 1,5 triliun. Pemicunya adalah nilai tukar rupiah yang bertengger di atas Rp 16.000/US$, jauh di atas asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN 2024 sebesar Rp 15.000/US$.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, anggaran belanja bunga utang dalam APBN 2024 sebetulnya Rp 497,31 triliun, namun karena depresiasi kurs rupiah berpotensi menjadi sekitar Rp 498 triliun lebih sedikit.
Faisal menilai depresiasi rupiah hanyalah penyebab sampingan dari membengkaknya bunga utang. Dia beranggapan utang RI memang sudah terlampau banyak dan bunga yang ditawarkan pemerintah relatif sangat tinggi.
"Bunganya tinggi, termasuk yang tertinggi di dunia!" kata dia.
Kalau sudah begini, Faisal menilai pemerintah harus memprioritaskan pembayaran bunga utang. Dia khawatir program-program yang diperuntukkan bagi masyarakat akan dikesampingkan untuk membayar bunga utang tersebut.
"Padahal kebutuhan yang lain kan juga meningkat," kata dia.
(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang RI ke Jerman Rp1,26 T Dialihkan ke Program Kesehatan TBC-HIV