AS-China Siap Rujuk, Kilau Emas Memudar

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 October 2019 09:35
Aroma rujuk Amerika Serikat (AS)-China yang semakin semerbak membuat investor ogah bermain aman.
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot bergerak melemah pagi ini. Aroma rujuk Amerika Serikat (AS)-China yang semakin semerbak membuat investor ogah bermain aman.

Pada Senin (14/10/2019) pukul 09:11 WIB, harga emas berada di US$ 1.485,25/troy ons. Melemah 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Harga emas memang kembali terpelanting seiring dengan berjalannya negosiasi dagang AS-China yang berlangsung di Washington pada 10-11 Oktober lalu. Pada 10 Oktober harga emas terkoreksi 0,75% dibanding harga sehari sebelumnya. Harga kembali terkoreksi pada 11 Oktober sebesar 0,32%. Artinya harga emas sudah terkoreksi 1% lebih gara-gara pertemuan AS-China.



Pemicu mulai pudarnya si logam mulia ini tak lain dan tak bukan adalah kesepakatan parsial yang dicapai oleh AS-China. Melansir dari berbagai berita internasional, keduanya perlahan tapi pasti menunjukkan tanda-tanda sepakat untuk segera mengakhiri drama perang dagang yang telah berdampak pada perlambatan pertumbuhan global.

Melansir pemberitaan CNBC International, Washington dan Beijing disebut telah mencapai 'kesepakatan fase pertama yang sangat substansial' dan hasil tersebut akan dirilis oleh Gedung Putih dalam tiga minggu ke depan.

Diskusi yang berlangsung kurang lebih dua hari tersebut bisa dibilang cukup membawa angin segar. Beberapa topik yang dibahas dalam negosiasi dagang tersebut seperti kekayaan intelektual dan jasa keuangan, pembelian produk pertanian AS oleh China senilai US$ 40-50 miliar, serta janji AS untuk menunda kenaikan tarif menjadi 30% dari sebelumnya 25% pada barang China senilai US$ 250 miliar yang mulai berlaku pertengahan Oktober ini.

Sontak kabar ini meniupkan angin segar ke pasar keuangan global. Investor mulai punya nyali lagi beli aset-aset yang berisiko seperti saham sehingga membuat bursa kawasan Asia dan bursa utama Wall Street ditutup di zona hijau Jumat lalu. Kilau emas perlahan mulai pudar seiring dengan harapan kembali pulihnya perekonomian global yang terus menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Huawei & Konflik Timur Tengah Buat Harga Emas Makin Murah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular