
Internasional
Perang Dagang AS-China Sudah Tamat? Masih Bersambung Pemirsa
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
14 October 2019 06:24

Jakarta, CNBC Indonesia- Negosiasi perang dagang antara AS dan China membuahkan hasil. Bahkan dalam konferensi pers di depan wartawan, Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua negara telah masuk pada fase pertama kesepakatan guna mengakhiri perang dagang.
Di mana AS akan menangguhkan kenaikan tarif yang sebelumnya akan diberlakukan AS pada Oktober. AS berjanji menunda kenaikan tarif hingga 30%, dari sebelumnya 25% pada US$ 250 miliar barang China yang seharusnya berlaku 15 Oktober ini.
Namun apakah itu artinya perang dagang keduanya sudah benar-benar berakhir? Benarkah keduanya sudah mesra?
Tenyata belum selesai sepenuhnya. Pasalnya pemerintahan Trump belum memberikan putusan yang sama pada barang-barang yang akan kena tarif tambahan di Desember.
Bisa saja pada 15 Desember nanti, produk seperti ponsel, laptop, mainan dan pakaian asal China akan kena tarif tambahan hingga 15%.
"Trump belum membuat keputusan tentang tarif yang mulai berlaku pada bulan Desember," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Reuters mengutip Lighthizer, Sabtu (12/10/2019).
Keragu-raguan juga dikatakan beberapa analis. Karena tarif yang berlaku sekarang, diketok 1 September lalu, juga belum diputuskan dibatalkan.
"Saya tidak yakin menyebut apa yang diumumkan Presiden Trump sebagai sebuah perjanjian yang benar," kata pakar perdagangan China di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington Scott Kenneddy.
"Jika mereka tidak bisa menyetujui teks, itu berarti mereka belum selesai. Berharap kesepakatan tidak membuat satu. Ini bukan kesepakatan yang sulit. Itu tidak terlihat,".
Sebelumnya, Trump mengaku sudah ada kesepakatan awal yang dibuat. Meski demikian, kedua negara tetap menegaskan masih banyak hal lain yang belum mencapai kata sepakat.
Sejumlah sektor pun tidak dijelaskan pasti baik oleh AS maupun China. Seperti, apakah keduanya sudah deal soal pertanian, mata uang, dan kekayaan intelektual, yang selama 15 bulan ini menjadi penyebab ketegangan kedua negara.
Trump mengatakan butuh waktu lima minggu untuk membuat detail tertulis tentang apa saja yang sudah mereka sepakati. Tapi, Trump tidak memungkiri bisa saja perjanjian batal di periode tersebut.
"Ada banyak friksi antara AS dan China, dan kini (masa negosiasi) adalah festival cinta. Ini adalah hal baik," ujar Trump.
Sementara itu Wakil Perdana Menteri China Liu He menuturkan pembicaraan sudah membuat banyak kemajuan. "Kami sedang tentang itu. Kami akan terus berupaya," ujarnya.
(sef/sef) Next Article AS Tunda Naikkan Tarif Barang China, Sudah Mesra? Belum Tentu
Di mana AS akan menangguhkan kenaikan tarif yang sebelumnya akan diberlakukan AS pada Oktober. AS berjanji menunda kenaikan tarif hingga 30%, dari sebelumnya 25% pada US$ 250 miliar barang China yang seharusnya berlaku 15 Oktober ini.
Namun apakah itu artinya perang dagang keduanya sudah benar-benar berakhir? Benarkah keduanya sudah mesra?
Bisa saja pada 15 Desember nanti, produk seperti ponsel, laptop, mainan dan pakaian asal China akan kena tarif tambahan hingga 15%.
"Trump belum membuat keputusan tentang tarif yang mulai berlaku pada bulan Desember," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Reuters mengutip Lighthizer, Sabtu (12/10/2019).
Keragu-raguan juga dikatakan beberapa analis. Karena tarif yang berlaku sekarang, diketok 1 September lalu, juga belum diputuskan dibatalkan.
"Saya tidak yakin menyebut apa yang diumumkan Presiden Trump sebagai sebuah perjanjian yang benar," kata pakar perdagangan China di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington Scott Kenneddy.
"Jika mereka tidak bisa menyetujui teks, itu berarti mereka belum selesai. Berharap kesepakatan tidak membuat satu. Ini bukan kesepakatan yang sulit. Itu tidak terlihat,".
Sebelumnya, Trump mengaku sudah ada kesepakatan awal yang dibuat. Meski demikian, kedua negara tetap menegaskan masih banyak hal lain yang belum mencapai kata sepakat.
Sejumlah sektor pun tidak dijelaskan pasti baik oleh AS maupun China. Seperti, apakah keduanya sudah deal soal pertanian, mata uang, dan kekayaan intelektual, yang selama 15 bulan ini menjadi penyebab ketegangan kedua negara.
Trump mengatakan butuh waktu lima minggu untuk membuat detail tertulis tentang apa saja yang sudah mereka sepakati. Tapi, Trump tidak memungkiri bisa saja perjanjian batal di periode tersebut.
"Ada banyak friksi antara AS dan China, dan kini (masa negosiasi) adalah festival cinta. Ini adalah hal baik," ujar Trump.
Sementara itu Wakil Perdana Menteri China Liu He menuturkan pembicaraan sudah membuat banyak kemajuan. "Kami sedang tentang itu. Kami akan terus berupaya," ujarnya.
(sef/sef) Next Article AS Tunda Naikkan Tarif Barang China, Sudah Mesra? Belum Tentu
Most Popular