AS-China Mesra, Asia Berbunga-bunga, Rupiah Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 October 2019 08:35
Investor Emoh Main Aman
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Beberapa waktu lalu, AS sempat mengadukan China ke Dana Moneter Internasional (IMF) dengan tuduhan manipulasi kurs. China dinilai sengaja melemahkan nilai tukar yuan sehingga produk mereka bisa kompetitif di pasar ekspor. Namun IMF menyatakan bahwa China tidak melakukan manipulasi kurs, dan nilai tukar yuan bergerak sesuai fundamentalnya.

Selain itu, AS juga berencana mengenakan kenaikan tarif bea masuk dari 25% menjadi 30% terhadap importasi produk-produk made in China senilai US$ 250 miliar. Jika perundingan di Washington berjalan mulus, maka rencana ini bisa dibatalkan.

Baca: IMF: Yuan Melemah Namun Masih Wajar

"Kami datang ke sini dengan niat tulus dan ingin bekerja sama dengan AS dalam hal perdagangan, pembukaan akses pasar, dan perlindungan investor," kata Wakil PM Liu sebelum perundingan, seperti dikutip dari Xinhua.

China membuktikan niat kerja sama tersebut dengan kembali membeli produk-produk pertanian AS. Kementerian Perdagangan AS mencatat China kembali mengimpor 398.000 ton kedelai dari AS. China juga membeli 18.810 ton daging babi tahun ini, dan tahun depan meningkat menjadi 123.362 ton.

Hubungan AS-China yang semakin mesra membuat harapan damai dagang bersemi lagi. Ada asa perang dagang yang membuat rantai pasok global porak-poranda bisa diakhiri. Dengan begitu, arus perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dunia akan pulih.


Kondisi pasar yang sedang berbunga-bunga membuat gairah untuk mengoleksi aset-aset berisiko meninggi. Tidak ada lagi istilah main aman, mumpung risiko sedang rendah lebih baik mencari cuan di negara-negara berkembang Asia.

Arus modal ini membuat mata uang Asia menguat. Rupiah pun menikmatinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular