IHSG Bergejolak, 29 Perusahaan Berani IPO & Termasuk Lion Air
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 October 2019 12:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 29 perusahaan yang siap menjadi emiten di BEI yang rata-rata menggunakan acuan laporan keuangan bulan Juni dan Agustus tahun buku 2019.
Bila ke-29 perusahan jadi melantai di bursa pada 2019, maka BEI sudah mengantongi setidaknya 69 perusahaan tercatat hingga akhir tahun. Per hari ini, Rabu (9/10/2019) dengan masuknya perusahaan pengolah logam dan bahan mineral, PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), ada 40 perusahaan tercatat dari sejak awal tahun ini.
Otoritas bursa meyakini, target 75 perusahaan tercatat sepanjang tahun 2019 akan tercapai. Dari jumlah itu, salah satu calon emiten besar yang akan mencatatkan saham di BEI adalah pengelola maskapai Lion Air, PT Lion Mentari.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia membenarkan rencanana Lion Air menjadi perusahaan publik. Perseroan bakal menggunakan tahun buku Juni 2019. Lion air masuk dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Bila mengacu aturan perusahaan yang akan IPO, tahun buku yang digunakan berlaku 6 bulan terakhir, maka dapat dipastikan, Lion Air paling lambat akan mencatatkan saham perdana di BEI pada Desember tahun ini.
Namun, Nyoman enggan menyebut secara pasti berapa nilai emisi yang ditargetkan Lion Air dalam aksi korporasi ini. Pekan depan dijadwalkan, manajemen Lion Air akan menggelar paparan di hadapan direksi BEI untuk membahas lebih lanjut rencana IPO.
"Saya belum bisa menyampaikan apa-apa, minggu depan ada mini expose," kata Nyoman di BEI, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Pasar Bergejolak
Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi berpendapat, minat perusahaan melangsungkan IPO pada tahun 2019 masih tetap ada meski situasi pasar belakangan ini belum terlalu kondusif di tengah tekanan dari eksternal maupun domestik. Laju Indeks Harga Saham Gabungan secara year to date masih mencatatkan kinerja negatif 2,76%.
"Pasar sekarang kondisinya kurang favorable, tapi kita melihat IPO masih ada pasarnya dan itu semua tergantung perusahaan yang akan IPO, apakah bagus industrinya, menarik atau tidak. Banyak faktor yang jadi kunci sukses IPO, pasar adalah salah satunya," kata Mukti Wibowo saat ditemui di BEI, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Mukti Wibowo menyebut, ada perusahaan yang di bawah penjaminan pelaksana emisi Mirae Asset yang akan melangsungkan IPO di tahun depan dengan jumlah emisi cukup besar, yakni Rp 1 triliun. Namun, IPO perusahaan tersebut masih ditunda pada tahun depan, karena pertimbangan kondisi pasar sekarang, investor belum akan menyerap secara optimal saham yang dilepas ke publik.
"Pertimbangan market, kerena serapannya tidak maksimal, persaiapan internal juga," kata Mukti menambahkan.
Berikut daftar perusahaan (pipeline) yang akan mencatatkan saham perdana per 7 Oktober 2019 di Bursa Efek Indonesia:
(hps/hps) Next Article Batal IPO Tahun Ini, Begini Rencana CEO Lion Air Selanjutnya
Bila ke-29 perusahan jadi melantai di bursa pada 2019, maka BEI sudah mengantongi setidaknya 69 perusahaan tercatat hingga akhir tahun. Per hari ini, Rabu (9/10/2019) dengan masuknya perusahaan pengolah logam dan bahan mineral, PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), ada 40 perusahaan tercatat dari sejak awal tahun ini.
Otoritas bursa meyakini, target 75 perusahaan tercatat sepanjang tahun 2019 akan tercapai. Dari jumlah itu, salah satu calon emiten besar yang akan mencatatkan saham di BEI adalah pengelola maskapai Lion Air, PT Lion Mentari.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia membenarkan rencanana Lion Air menjadi perusahaan publik. Perseroan bakal menggunakan tahun buku Juni 2019. Lion air masuk dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Namun, Nyoman enggan menyebut secara pasti berapa nilai emisi yang ditargetkan Lion Air dalam aksi korporasi ini. Pekan depan dijadwalkan, manajemen Lion Air akan menggelar paparan di hadapan direksi BEI untuk membahas lebih lanjut rencana IPO.
"Saya belum bisa menyampaikan apa-apa, minggu depan ada mini expose," kata Nyoman di BEI, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Pasar Bergejolak
Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi berpendapat, minat perusahaan melangsungkan IPO pada tahun 2019 masih tetap ada meski situasi pasar belakangan ini belum terlalu kondusif di tengah tekanan dari eksternal maupun domestik. Laju Indeks Harga Saham Gabungan secara year to date masih mencatatkan kinerja negatif 2,76%.
"Pasar sekarang kondisinya kurang favorable, tapi kita melihat IPO masih ada pasarnya dan itu semua tergantung perusahaan yang akan IPO, apakah bagus industrinya, menarik atau tidak. Banyak faktor yang jadi kunci sukses IPO, pasar adalah salah satunya," kata Mukti Wibowo saat ditemui di BEI, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Mukti Wibowo menyebut, ada perusahaan yang di bawah penjaminan pelaksana emisi Mirae Asset yang akan melangsungkan IPO di tahun depan dengan jumlah emisi cukup besar, yakni Rp 1 triliun. Namun, IPO perusahaan tersebut masih ditunda pada tahun depan, karena pertimbangan kondisi pasar sekarang, investor belum akan menyerap secara optimal saham yang dilepas ke publik.
"Pertimbangan market, kerena serapannya tidak maksimal, persaiapan internal juga," kata Mukti menambahkan.
Berikut daftar perusahaan (pipeline) yang akan mencatatkan saham perdana per 7 Oktober 2019 di Bursa Efek Indonesia:
- PT Ifishdeco Tbk (Pertambangan)
- PT Dana Brata Luhur Tbk (Pertambangan)
- PT Itama Ranoraya Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Alamanda Investama Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Asia Sejahtera Mina Tbk (Industri Barang Konsumer)
- PT Singaraja Putra Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (Industri Dasar)
- PT Ginting Jaya Energi Tbk (Pertambangan)
- PT Aneka Minera Indonesia Tbk (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Palma Serasih Tbk (Agrikultur)
- PT Mulia Boga Raya Tbk (Industri Barang Konsumer)
- PT Prima Globalindo Logistik Tbk (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Cisadane Sawit Raya Tbk (Agrikultur)
- PT Indo Bintang Mandiri Tbk (Aneka Industri)
- PT Repower Asia Indonesia Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT SAM Indonesia Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Bank Amar Indonesia Tbk (Keuangan)
- PT Graha Belitung Utama Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Harvest Time Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (Industri Dasar)
- PT Lion Mentari Tbk (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Jayant Perdana Indonesia Tbk (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Austin Global Prima Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Galva Technologies Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Perintis Triniti Properti Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan)
- PT Putra Mandiri Jembar Tbk (Perdagangan, Jasa, Investasi)
- PT Putra Rajawali Kencana Tbk (Infrastruktur, Utilitas, Transportasi)
- PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (Properti, Real Estate, Konstruksi Bangunan).
(hps/hps) Next Article Batal IPO Tahun Ini, Begini Rencana CEO Lion Air Selanjutnya
Most Popular