
Isu Sandiaga Jadi Menteri, Saham SRTG Menguat Tipis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham perusahaan investasi yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), menguat tipis pada sesi I perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/10/2019) di tengah kabar bahwa nama Sandiaga masuk dalam kabinet menteri Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Kabar pasar menyuatkan isu bahwa nama mantan Cawapres yang berpasangan dengan Capres Prabowo Subianto itu disandingkan dengan dua kader Partai Gerindra yakni Fadli Zon dan Edhy Prabowo, masuk dalam kabinet menteri pada 20 Oktober mendatang.
Data perdagangan BEI mencatat, di sesi I, saham SRTG naik tipis 0,28% di level Rp 3.630/saham dengan nilai transaksi Rp 12,78 juta dan volume perdagangan relatif rendah 3.500 saham. Namun asing justru mencatatkan net sell (jual bersih) hari ini Rp 5,44 juta dan year to date asing keluar Rp 196 miliar di semua pasar, sejak awal tahun.
Hanya saja isu ini segera ditanggapi Sandiaga. Ia berujar baru mendengar kabar itu dari media. Sandi juga mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, apakah benar namanya diusulkan masuk ke dalam kabinet Jokowi.
"Saya baru lihat berita, tapi saya sendiri belum sempat berkoordinasi dengan Pak Prabowo. Jadi itu, menurut saya belum sesuatu hal yang terkonfirmasi," kata Sandi di sela acara Mesastila 100, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Minggu (6/10/2019) dikutip Detik.com.
Menurut Sandi, membangun negara tak harus berada di dalam lingkaran pemerintahan. Namun juga bisa dilakukan dari luar pemerintahan.
"Menurut saya, saya selalu sampaikan kita harus mampu untuk sama-sama membangun negeri kita dan sebagai peserta pemilu yang belum terpilih kemarin. Pandangan saya bahwa kita harus bisa juga ikut membangun negara tapi dari luar pemerintahan," ujar Sandi.
Hingga saat ini belum ada sentimen berarti dari SRTG sejauh ini. Kabar terakhir, pada pertengahan tahun SRTG merogoh dana hingga Rp 1,08 triliun untuk menambah kepemilikan saham di perusahaan menara telekomunikasi yakni PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG).
Sebelumnya Saratoga melalui anak usahanya PT Wahana Anugerah Sejahtera sudah memiliki saham TBIG sebanyak 1,33 miliar saham atau secara persentase sebanyak 30,80% per Maret 2019.
Sandi Rahayu, Kepala Divisi Hukum dan Sekretaris Perusahaan Saratoga, mengatakan secara rinci pembelian dilakukan Saratoga sebanyak 23.821.704 saham TBIG dengan nilai Rp 95,29 miliar pada harga Rp 4.000/saham yang dilakukan pada 23 Juli 2019.
Sementara anak usaha SRTG, Wahana membeli saham TBIG sebanyak dua kali yakni pada 19 Juli sebanyak 149.747.238 saham dan pada 23 Juli sebanyak 95.286.817 saham pada harga sama yakni Rp 4.000/saham.
Dengan demikian total transaksi Wahana di saham TBIG yakni sebesar Rp 980,14 miliar dengan total saham sebanyak 245.034.055. Jika digabung dengan Saratoga, maka jumlah saham TBIG yang dibeli mencapai 268.855.759 saham atau senilai Rp 1,08 triliun.
"Perseroan dan anak usaha Wahana Anugerah Sejahtera telah membeli saham TBIG dengan tujuan investasi," kata Sandi Rahayu, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/7/2019).
Tower Bersama Infrastructure adalah perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penempatan menara BTS (base transceiver station) oleh para operator telekomunikasi di Indonesia. Situs resmi TBIG mencatat, Saratoga Group dan PT Provident Capital Indonesia menjadi pemegang saham perusahaan.
Mengacu data pemegang saham pada 30 Juni 2019, Provident memegang 25,52% saham TBIG, sementara Wahana 29,44%, sisanya investor lainnya yakni sebanyak 45,04%.
Selain TBIG, Saratoga yang didirikan pada tahun 1998 ini juga berinvestasi di Adaro Energy sejak tahun 2001. Bahkan perseroan memfasilitasi Adaro untuk menjadi perusahaan batu bara pit-to-port yang terintegrasi dan pada 2008 mengantarkan Adaro menjadi IPO (penawaran saham perdana) terbesar di pasar modal Indonesia.
Sandiaga memiliki 22,31% saham Saratoga, sementara Edwin sebanyak 31,054% per Maret 2019.
(tas/hps) Next Article Laba Emiten Sandiaga Uno (SRTG) Tumbuh 182% Pada 2021
