
IHSG Luka Dalam, Jeblok 2% Lebih!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 October 2019 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami luka dalam pada perdagangan pekan ini. Sentimen eksternal dan domestik menjadi beban berat bagi bursa saham Tanah Air.
Sepanjang pekan ini, IHSG amblas 2,19% secara point-to-point. Bursa saham utama Asia pun mengalami derita yang sama. Bahkan beberapa di antaranya mengalami koreksi yang lebih parah ketimbang IHSG.
Berikut pergerakan indeks saham utama Asia sepanjang pekan ini:
Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,38%. Tetapi sebelumnya indeks melemah selama lima hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan IHSG mencapai 3,08%.
Apa mau dikata, sentimen yang beredar sepanjang pekan lalu memang tidak mendukung. Dari dalam negeri, aksi demonstrasi masih terjadi setidaknya pada awal-awal pekan.
Mahasiswa dan berbagai elemen massa menggeruduk gedung DPR karena pada awal pekan adalah hari terakhir masa bakti DPR 2014-2019 dan kemudian esoknya disusul oleh pelantikan DPR periode 2029-2014. Bahkan aksi massa sempat berujung pada kericuhan dan perusakan fasilitas publik.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi September. Secara bulanan (month-on-month/MoM) terjadi deflasi 0,27%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu -0,15%.
Sementara realisasi inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada September adalah 3,39% dan inflasi inti tahunan di 3,32%. Tidak terlalu jauh dibandingkan konsensus pasar yang meramalkan inflasi tahunan 3,52% dan inflasi inti tahunan 3,295%.
Rilis data inflasi yang sedikit banyak sesuai dengan ekspektasi pasar membuatnya minim dampak di pasar. Istilah dalam bahasa Betawi, kagak diwaro.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sepanjang pekan ini, IHSG amblas 2,19% secara point-to-point. Bursa saham utama Asia pun mengalami derita yang sama. Bahkan beberapa di antaranya mengalami koreksi yang lebih parah ketimbang IHSG.
Berikut pergerakan indeks saham utama Asia sepanjang pekan ini:
Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,38%. Tetapi sebelumnya indeks melemah selama lima hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan IHSG mencapai 3,08%.
Apa mau dikata, sentimen yang beredar sepanjang pekan lalu memang tidak mendukung. Dari dalam negeri, aksi demonstrasi masih terjadi setidaknya pada awal-awal pekan.
Mahasiswa dan berbagai elemen massa menggeruduk gedung DPR karena pada awal pekan adalah hari terakhir masa bakti DPR 2014-2019 dan kemudian esoknya disusul oleh pelantikan DPR periode 2029-2014. Bahkan aksi massa sempat berujung pada kericuhan dan perusakan fasilitas publik.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi September. Secara bulanan (month-on-month/MoM) terjadi deflasi 0,27%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu -0,15%.
Sementara realisasi inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada September adalah 3,39% dan inflasi inti tahunan di 3,32%. Tidak terlalu jauh dibandingkan konsensus pasar yang meramalkan inflasi tahunan 3,52% dan inflasi inti tahunan 3,295%.
Rilis data inflasi yang sedikit banyak sesuai dengan ekspektasi pasar membuatnya minim dampak di pasar. Istilah dalam bahasa Betawi, kagak diwaro.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Banjir Sentimen Negatif dari Eksternal
Pages
Most Popular