Happy Weekend! IHSG Berhasil Menguat & Jawara Asia

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 October 2019 16:49
Valuasi Cukup Murah & Optimisme The Fed Pangkas Suku Bunga, Dongkrak IHSG
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Meskipun kondisi pasar keuangan global mayoritas dipenuhi dengan sentimen eksternal yang negatif, akan tetapi tampaknya pasar saham Ibu Pertiwi masih cukup menarik di mata investor, terutama setelah koreksi yang cukup membuat valuasi saham menjadi lebih murah.

Investor asing bahkan marak memburu saham-saham yang terdaftar di BEI. Pada akhir perdagangan investor asing membukukan total aksi beli bersih (net sell) sebesar Rp 474,42 miliar.

Saham-saham yang paling banyak dikoleksi termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 193,3 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 163,48 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 132,32 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 84,43 miliar), dan PT Tower Bersama Infrastructures Tbk/TBIG (Rp 68,88 miliar).

Pada dasarnya, valuasi IHSG terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan indeks saham lain di Benua Kuning yang membuat IHSG cukup atraktif.

Salah satu indikator yang umum digunakan untuk melihat valuasi indeks saham adalah price-to-earnings ratio (PER). Hitungan PER untuk indeks saham adalah dengan membagi nilai indeks saham terhadap laba per saham.



Merujuk pada tabel di atas, valuasi IHSG lebih murah jika dibandingkan dengan indeks saham asal India, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Selain itu, faktor lainnya yang memantik aksi beli pelaku pasar adalah harapan bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini. Optimisme tersebut membuncah seiring dengan dengan rilis data ekonomi AS yang mengecewakan.

Melansir situs CME Fedwatch, probabilitas Bank Sentral AS memangkas suku bunga 25 basis poin ke kisaran 1,5-1,75% ada di 87,1%. Sedangkan peluang suku bunga ditahan di level saat ini, yakni 1,75-2%, adalah 12,9%.

Iklim suku bunga yang rendah merupakan berita baik bagi pasar saham. Pasalnya, Tingkat suku bunga yang rendah akan memancing pertumbuhan dan ekspansi industri, karena biaya pinjaman yang merupakan sumber modal menjadi lebih murah. Masyarakat juga akan terdorong meningkatkan konsumsi mereka seiring dengan penurunan biaya kredit.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular