
Lippo Bantah Jual LPPF, Asing Langsung Profit Taking!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah kemarin meroket hingga hampir 8%, saham PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) pada perdagangan Rabu ini (2/10/2019) langsung 'dibanting' investor asing hingga Rp 1,15 miliar sehingga membuat harga sahamnya langsung amblas 4,07%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.58 WIB mencatat, saham peritel milik Grup Lippo ini anjlok 4,07% di level Rp 3.550/saham dengan nilai transaksi Rp 10,90 miliar dan volume perdagangan 3,02 juta saham.
Hari ini asing melepas saham LPPF Rp 1,15 miliar, 5 hari perdagangan asing net sell Rp 5,32 miliar dan year to date saham LPPF dilepas asing menembus Rp 1,05 triliun di semua pasar dengan koreksi harga saham year to date 36%.
Kondisi ini berbalik mengingat Selasa kemarin saham LPPF ini naik signifikan 7,58% di level Rp 3.690/saham. Sebab beredar kabar saham peritel milik Lippo Group tersebut akan dilego ke investor asing. Rumor yang beredar di pelaku pasar, LPPF akan dijual ke perusahaan ritel asal Thailand, Central Group.
Central Group merupakan perusahaan milik pengusaha Thailand Tiang Chirathivat sebagaimana dikutip dari informasi situs perusahaan. Dari sebuah toko kecil yang dikelola keluarganya di kota Bangkok pada awal 1950-an. Pada 1956 putranya, Samrit Chirathivat, memperluas bisnis ayahnya dengan mendirikan Central Department Store pertama di distrik Wangburapha, Bangkok.
Usaha ritel milik keluarga ini terus berkembang dan hadir disejumlah negara. Di Indonesia, Central Departement Store ada di Grand Indonesia.
Namun kabar tersebut tampak masih sebatas rumor di pasar. CNBC Indonesia mengkonfirmasi hal tersebut kepada Komisaris LPFF John Riady terkait hal tersebut.
"Belum ada rencana sementara ini," kata John kepada CNBC Indonesia, saat ditanya soal rencana Lippo melepas LPPF.
Dari sisi kinerja, LPPF kembali menorehkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Laba bersih perusahaan di semester I-2019 turun 13,4% menjadi Rp 1,16 triliun, dari laba bersih periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 1,34 triliun.
Pendapatan bersih perusahaan sebenarnya naik dari Rp 5,91 triliun menjadi Rp 5,95 triliun. Namun beban pokok pendapatan naik dari posisi Rp 2,16 triliun menjadi Rp 2,22 triliun.
(tas/hps) Next Article Bedah Auric Capital, Investor Anyar Matahari
