Amblas 16%, Sektor Aneka Industri Terburuk 9 Bulan di 2019

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
01 October 2019 17:35
HSG hanya lebih unggul dari bursa saham acuan Malaysia (KLCI) yang anjlok hingga 6,31%.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Selama 9 bulan pertama 2019 kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,41% yang menjadikannya hampir menduduki posisi ke-dua terendah dibandingkan dengan bursa saham utama di kawasan Asia. IHSG hanya lebih unggul dari bursa saham acuan Malaysia (KLCI) yang anjlok hingga 6,31%.

Di awal Oktober (1/10/2019), IHSG bahkan kembali ditutup melemah 0,5% ke level 6.138,25 yang membuat koreksi sepanjang tahun berjalan menjadi 0,91%.



Dari grafik di atas, terlihat sejatinya IHSG sempat menguat cukup tajam di kuartal pertama, namun kemudian terjun bebas pada pertengahan Mei yang merupakan periode pemilihan umum (pemilu) presiden.

Situasi politik dalam negeri yang cukup memanas hingga dipenuhi oleh aksi demonstrasi membuat pelaku pasar undur diri dari pasar keuangan Indonesia.

Kemudian, sejak pertengahan September hingga hari ini, bursa saham utama Ibu Pertiwi kembali diselimuti awan kelabu seiring dengan ketidakstabilan situasi politik di dalam dan luar negeri yang membuat investor enggan menanamkan modal di aset-aset beresiko.

Aksi demonstrasi kembali terjadi di Jakarta untuk menolak beberapa rancangan Undang-Undang.
Sejumlah objek vital seperti stasiun di beberapa titik tidak bisa berfungsi karena faktor keamanan. Gedung seperti kantor pusat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengalami kerusakan.

Lebih lanjut, pelemahan yang dicatatkan oleh IHSG tentunya tidak terlepas dari pergerakan indeks-indeks sektoral yang bahkan membukukan koreksi hingga dua digit.

Hingga September, Sektor Mana Yang Amblas Paling Dalam?Foto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Tabel di atas menunjukkan bahwa indeks sektor aneka industri mencatatkan pelemahan terdalam dengan anjlok 16,05%, disusul oleh indeks sektor barang konsumen (-14,16%), indeks sektor pertanian (-11,95%), dan indeks sektor manufaktur (-10,84%).

Indeks sektor industri lain-lain tertekan disebabkan oleh pelemahan kinerja saham dari emiten produsen bahan-bahan tekstil dan peralatan elektronik.

Sedangkan indeks sektor barang konsumen anjlok seiring dengan turunnya harga saham emiten rokok akibat pengesahan aturan kenaikan cukai rokok dan harga eceran tertinggi yang berpotensi menekan kinerja perusahaan ke depan.

Di lain pihak, indeks sektoral yang mencatatkan penguatan signifikan adalah sektor infrastruktur dan properti yang naik masing-masing 15,17% dan 11,11%.
(dwa/hps) Next Article IHSG Cenderung Landai Sejak Awal Tahun, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular