
Pasar Keuangan Global Melandai, Pasar SUN Tetap Santai

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 3,9 basis poin (bps) menjadi 6,7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sentimen positif yang mendukung penguatan adalah momentum aksi pemolesan portofolio pengelola investasi di penghujung periode laporan keuangan bulanan dan kuartalan hari ini.
Di sisi lain, sentimen negatif berasal dari konflik Timur Tengah dan perang dagang serta momentum akhir bulan yang justru dimanfaatkan pengusaha domestik untuk melunasi utang dolar AS dan akhirnya menekan rupiah.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Sep'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 27 Sep'19 (%) | Yield 30 Sep'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 30 Sep'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.747 | 6.708 | -3.90 | 6.6816 |
FR0078 | 10 tahun | 7.333 | 7.301 | -3.20 | 7.2652 |
FR0068 | 15 tahun | 7.784 | 7.769 | -1.50 | 7.7022 |
FR0079 | 20 tahun | 7.891 | 7.864 | -2.70 | 7.8258 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.028,02 triliun SBN, atau 38,58% dari total beredar Rp 2.664 triliun berdasarkan data per 27 September.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 134,77 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 1,73 triliun, sedangkan sejak awal bulan sudah surplus Rp 18,42 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor