Output Manufaktur Melambat, Singapura Awasi Nilai Tukar

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
27 September 2019 14:54
Pemerintah Singapura kini tengah mengawasi betul perekonomiannya hingga akhir tahun
Foto: Kapal berlayar melewati kilang minyak Pulau Bukom di sepanjang pantai selatan Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Singapura kini tengah mengawasi betul perekonomiannya hingga akhir tahun. Bahkan pemerintah negara kota ini juga siap mengambil langkah guna menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Hal ini ditegaskan Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat. Pernyataan itu dikeluarkannya setelah rilis data ekonomi Singapura oleh Badan Pembangunan Ekonomi yang menunjukan penurunan pada output manufaktur hingga 8% (YoY) di Agustus 2019.

Seperti dilansir Business Times dari wawancara Hang dengan radio CNA938, pertumbuhan ekonomi melambat akibat tensi perang dagang AS-China. Namun sektor keuangan dan jasa asuransi masih dalam kondisi solid.


"Otoritas moneter Singapura (MAS) tengah mengawasi nilai tukar yang sesuai dan akan mengumumkan ini sebagai bagian dari siklus kebiajakan moneter normal," katanya dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/9/2019).

Ia mengatakan pemerintah belum akan mengeluarkan anggaran tambahan. Namun sudah ada skenario-skenario yang dibuat untuk perkembangan ekonomi yang terjadi.

"Yang lebih penting adalah perlunya perubahan struktural kritis untuk menyertai langkah-langkah ini," katanya lagi.


Menurutnya sejumlah negara sudah melakukan reformasi ekonomi. Singapura pun tidak menutup akan potensi itu.

"Ketika mitra dagang kami mengubah struktur ekonomi dan meng-upgrade-nya, kami juga harus lakukan hal yang sama. Jika tidak kita akan tertinggal di belakang," katanya.

Sebelumnya Singapore Economic Development Board melaporkan produksi industri Negeri Singa pada Agustus terkontraksi alias turun 8% year-on-year (YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 0.1%.

Pertumbuhan produksi industri di Singapura pada Agustus adalah yang terparah sejak Desember 2015. Penyebabnya adalah produksi di sektor elektronik yang minus 24,4% dan farmasi yang turun 13,3%.

Pada kuartal I-2019, ekonomi Singapura tumbuh 1,1%. Pada kuartal berikutnya, ekonomi melambat signifikan hingga hanya tumbuh 0,1%.

Sepanjang 2019, Otoritas Moneter Singapura (MAS) memperkirakan ekonomi tumbuh marjinal di kisaran 0-0,1%. Kalau ini sampai kejadian, maka jauh melambat dibandingkan pencapaian 2018 yaitu 3,1%.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Ekonomi Singapura Hanya Tumbuh 0,1% di Q2 2019, Bahaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular