10 Hari Dibawa Kabur, Dana Asing Mulai Kembali ke RI

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2019 13:39
Rupiah Sudah Tak Lagi Babak Belur
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Rupiah yang sudah tak lagi babak belur ikut menjadi faktor yang membuat investor asing berani kembali mengoleksi saham-saham di tanah air. Hingga berita ini diturunkan, rupiah ditransaksikan flat di pasar spot di level Rp 14.145/dolar AS.

Walaupun tak menguat, setidaknya rupiah tak melemah seperti yang terjadi dalam tiga hari terakhir. Dalam periode 23-25 September, rupiah tercatat melemah sebesar 0,68% di pasar spot melawan dolar AS.

Kala rupiah melemah, apalagi dengan signifikan, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual di pasar saham menjadi opsi yang sangat mungkin diambil.

Kinerja rupiah pada hari ini tertolong oleh asa damai dagang AS-China yang kian terasa. Kemarin waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa datang lebih cepat “dari yang Anda pikirkan,” dilansir dari CNBC International.

Komentar dari Trump ini lantas melengkapi sentimen positif terkait dengan perkembangan hubungan AS-China di bidang perdagangan. Sebelumnya, pemberitaan dari Bloomberg menyebut bahwa China kini tengah bersiap untuk meningkatkan pembelian daging babi asal AS.

Saat ini, perusahaan-perusahaan asal China telah menanyakan harga kepada eksportir daging babi asal AS seperti Smithfield Foods dan Tyson Foods, seperti dilansir oleh Bloomberg dari sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut. Hingga saat ini, volume pembelian belum difinalisasikan, namun sumber tersebut menyebut bahwa jumlahnya bisa jadi berada di kisaran 100.000 ton, di mana sebagian akan dialokasikan untuk keperluan cadangan. 

Sejatinya, pembelian daging babi asal AS dengan volume yang lebih besar tersebut datang kala China selaku negara konsumen daging babi terbesar dunia memang membutuhkan pasokan tambahan. Pada tahun ini, harga daging babi di China telah meroket lebih dari 70% seiring dengan merebaknya wabah flu babi Afrika.

Namun, keputusan dari China ini juga dipandang sebagai etikat baik dari Beijing menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara yang rencananya akan digelar sekitar tanggal 10 Oktober.

Kesepakatan dagang AS-China memang menjadi kunci bagi kedua negara untuk menghindari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular