
Melesat di Injury Time, IHSG Patahkan Koreksi 4 Hari Beruntun
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 September 2019 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini, Rabu (25/9/2019), dengan koreksi sebesar 0,26% ke level 6.121,49, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris tak pernah merasakan manisnya zona hijau. Namun begitu, menjelang penutupan perdagangan indeks saham acuan di Indonesia tersebut melaju dan finis di zona hijau.
Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,14% ke level 6.146,4. IHSG berhasil memutus rantai pelemahan yang sudah berlangsung selama empat hari beruntun.
Karena baru melaju di menit-menit akhir perdagangan, patut dicurigai bahwa apresiasi IHSG akan sulit untuk dilanjutkan di perdagangan esok hari (26/9/2019), utamanya jika sentimen dari luar dan dalam negeri masih tak mendukung seperti hari ini.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG pada hari ini di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+1,78%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+5,18%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (+3,13%), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (+8,18%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,91%).
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,36%, indeks Shanghai ambruk 1%, indeks Hang Seng anjlok 1,28%, indeks Straits Times melemah 1,1%, dan indeks Kospi berkurang 1,32%.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala asa damai dagang AS-China sejatinya cukup terasa. Kemarin pagi waktu Indonesia (24/9/2019), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa batalnya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS merupakan inisiasi dari pihak AS.
"Itu sebenarnya merupakan permintaan dari kami sehingga mereka menundanya (kunjungan ke ladang pertanian di AS)," kata Mnuchin, dilansir dari CNBC Internasional.
Mantan bankir Goldman Sachs tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak China akan menjadwalkan ulang kunjungan ke ladang pertanian di AS.
"Mereka akan mengatur ulang kunjungan itu untuk lain waktu. Waktunya tidak pas, tetapi itu murni karena permintaan kami."
Sekedar mengingatkan, sebelumnya terdapat kekhawatiran bahwa AS dan China akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Kekhawatiran tersebut muncul pasca delegasi China membatalkan kunjungan ke ladang pertanian di AS. Sejatinya, kunjungan tersebut dijadwalkan pasca kedua belah pihak selesai melakukan perbincangan selama dua hari di Washington pada hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat (20/9/2019).
Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.
Pelaku pasar berspekulasi bahwa perbincangan di Washington tak berlangsung dengan mulus sehingga delegasi China memilih untuk kembali ke negara asalnya lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Sebelum Mnuchin menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, pihak China sudah terlebih dulu mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung dengan konstruktif, dilansir dari Bloomberg.
Kini, pelaku pasar tampak menantikan perkembangan lebih lanjut yang lebih konkret terkait dengan kesepakatan dagang kedua negara. Alhasil, aksi jual dilakukan di bursa saham Asia.
Apalagi, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang kurang mengenakan hati pelaku pasar. Presiden AS ke-45 tersebut kembali menegaskan bahwa dirinya tak akan menyetujui sebuah kesepakatan dagang yang buruk bagi masyarakat AS. Pernyataan ini dilontarkan oleh Trump menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara yang dijadwalkan pada awal bulan depan di Washington.
"Semoga kami dapat mencapai sebuah kesepakatan yang akan menguntungkan kedua negara. Namun seperti yang sudah saya tegaskan, saya tak akan menyetujui sebuah kesepakatan yang buruk bagi masyarakat AS," kata Trump dalam United Nations General Assembly di New York.
Lebih lanjut, aksi jual di bursa saham Asia juga dipicu oleh perekonomian China yang ternyata sedang begitu lesu. Menurut Beige Book yang dipublikasikan pada hari ini, perekonomian China pada kuartal III-2019 berada di posisi terlemahnya selama tahun 2019. Lemahnya perekonomian China terjadi seiring dengan adanya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa.
Menurut laporan tersebut, lemahnya perekonomian China pada saat ini utamanya disebabkan oleh aktivitas di sektor manufaktur yang tak bergairah. Laporan tersebut kemudian memaparkan bahwa penjualan dari perusahaan-perusahaan sektor manufaktur, laba bersih, volume penjualan, dan harga jual jatuh hingga dua digit jika dibandingkan dengan kuartal II-2019.
Harga jual di tingkat pabrik tercatat telah berhenti naik pada bulan Juni, sebelum kemudian jatuh pada bulan Juli dan Agustus. Kejatuhan harga jual ini kemudian menekan penjualan dan laba bersih, yang pada akhirnya akan membatasi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi dan memenuhi kewajiban utangnya.
Sementara itu, sektor jasa tercatat terus-menerus membukukan pelemahan, dengan penjualan dan laba bersih pada kuartal III-2019 jatuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rekrutmen karyawan melambat, mengindikasikan bahwa jika sektor manufaktur harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, sektor jasa tak memiliki kapasitas untuk menyerapnya.
Untuk diketahui, Beige Book disusun berdasarkan wawancara dengan lebih dari 3.300 perusahaan di China. Periode wawancara untuk Beige Book edisi terbaru ini adalah pertengahan Agsutus hingga pertengahan September.
Terakhir, sentimen negatif bagi bursa saham Asia datang dari langkah Partai Demokrat yang telah secara resmi mengumumkan penyelidikan guna melengserkan Trump.
Rencana tersebut didasari oleh skandal yang melibatkan Trump. Diduga, Trump telah menyalahgunakan kekuasannya sebagai presiden dengan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden. Saat ini, Joe Biden sedang mencalonkan diri sebagai calon presiden AS.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan tersebut pasca melakukan pertemuan tertutup dengan para pembuat kebijakan dari Partai Demokrat. Dirinya mengatakan bahwa tindakan Trump tersebut telah membahayakan keamanan nasional dan melanggar konstitusi AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Gelombang Demo Masih Berlanjut
Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,14% ke level 6.146,4. IHSG berhasil memutus rantai pelemahan yang sudah berlangsung selama empat hari beruntun.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG pada hari ini di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+1,78%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+5,18%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (+3,13%), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (+8,18%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,91%).
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,36%, indeks Shanghai ambruk 1%, indeks Hang Seng anjlok 1,28%, indeks Straits Times melemah 1,1%, dan indeks Kospi berkurang 1,32%.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala asa damai dagang AS-China sejatinya cukup terasa. Kemarin pagi waktu Indonesia (24/9/2019), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa batalnya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS merupakan inisiasi dari pihak AS.
"Itu sebenarnya merupakan permintaan dari kami sehingga mereka menundanya (kunjungan ke ladang pertanian di AS)," kata Mnuchin, dilansir dari CNBC Internasional.
Mantan bankir Goldman Sachs tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak China akan menjadwalkan ulang kunjungan ke ladang pertanian di AS.
"Mereka akan mengatur ulang kunjungan itu untuk lain waktu. Waktunya tidak pas, tetapi itu murni karena permintaan kami."
Sekedar mengingatkan, sebelumnya terdapat kekhawatiran bahwa AS dan China akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Kekhawatiran tersebut muncul pasca delegasi China membatalkan kunjungan ke ladang pertanian di AS. Sejatinya, kunjungan tersebut dijadwalkan pasca kedua belah pihak selesai melakukan perbincangan selama dua hari di Washington pada hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat (20/9/2019).
Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.
Pelaku pasar berspekulasi bahwa perbincangan di Washington tak berlangsung dengan mulus sehingga delegasi China memilih untuk kembali ke negara asalnya lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Sebelum Mnuchin menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, pihak China sudah terlebih dulu mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung dengan konstruktif, dilansir dari Bloomberg.
Kini, pelaku pasar tampak menantikan perkembangan lebih lanjut yang lebih konkret terkait dengan kesepakatan dagang kedua negara. Alhasil, aksi jual dilakukan di bursa saham Asia.
Apalagi, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang kurang mengenakan hati pelaku pasar. Presiden AS ke-45 tersebut kembali menegaskan bahwa dirinya tak akan menyetujui sebuah kesepakatan dagang yang buruk bagi masyarakat AS. Pernyataan ini dilontarkan oleh Trump menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara yang dijadwalkan pada awal bulan depan di Washington.
"Semoga kami dapat mencapai sebuah kesepakatan yang akan menguntungkan kedua negara. Namun seperti yang sudah saya tegaskan, saya tak akan menyetujui sebuah kesepakatan yang buruk bagi masyarakat AS," kata Trump dalam United Nations General Assembly di New York.
Lebih lanjut, aksi jual di bursa saham Asia juga dipicu oleh perekonomian China yang ternyata sedang begitu lesu. Menurut Beige Book yang dipublikasikan pada hari ini, perekonomian China pada kuartal III-2019 berada di posisi terlemahnya selama tahun 2019. Lemahnya perekonomian China terjadi seiring dengan adanya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa.
Menurut laporan tersebut, lemahnya perekonomian China pada saat ini utamanya disebabkan oleh aktivitas di sektor manufaktur yang tak bergairah. Laporan tersebut kemudian memaparkan bahwa penjualan dari perusahaan-perusahaan sektor manufaktur, laba bersih, volume penjualan, dan harga jual jatuh hingga dua digit jika dibandingkan dengan kuartal II-2019.
Harga jual di tingkat pabrik tercatat telah berhenti naik pada bulan Juni, sebelum kemudian jatuh pada bulan Juli dan Agustus. Kejatuhan harga jual ini kemudian menekan penjualan dan laba bersih, yang pada akhirnya akan membatasi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk melakukan investasi dan memenuhi kewajiban utangnya.
Sementara itu, sektor jasa tercatat terus-menerus membukukan pelemahan, dengan penjualan dan laba bersih pada kuartal III-2019 jatuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rekrutmen karyawan melambat, mengindikasikan bahwa jika sektor manufaktur harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, sektor jasa tak memiliki kapasitas untuk menyerapnya.
Untuk diketahui, Beige Book disusun berdasarkan wawancara dengan lebih dari 3.300 perusahaan di China. Periode wawancara untuk Beige Book edisi terbaru ini adalah pertengahan Agsutus hingga pertengahan September.
Terakhir, sentimen negatif bagi bursa saham Asia datang dari langkah Partai Demokrat yang telah secara resmi mengumumkan penyelidikan guna melengserkan Trump.
Rencana tersebut didasari oleh skandal yang melibatkan Trump. Diduga, Trump telah menyalahgunakan kekuasannya sebagai presiden dengan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden. Saat ini, Joe Biden sedang mencalonkan diri sebagai calon presiden AS.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan tersebut pasca melakukan pertemuan tertutup dengan para pembuat kebijakan dari Partai Demokrat. Dirinya mengatakan bahwa tindakan Trump tersebut telah membahayakan keamanan nasional dan melanggar konstitusi AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Gelombang Demo Masih Berlanjut
Next Page
Gelombang Demo Masih Berlanjut
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular