Mau Stock Split 1:5, Saham Merdeka Cooper Melesat 1,5%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
25 September 2019 16:20
Rencana perseroan melakukan pemecahan nilai saham dengan rasio 1:5 sudah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dilaksanakan hari ini.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada perdagangan hari ini ditutup naik 1,57% ke level Rp 6.450/unit. Rencana perseroan melakukan pemecahan nilai saham dengan rasio 1:5 sudah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan hari ini.

Nilai transaksi saham Merdeka Cooper hari ini tercatat senilai Rp 111,20 miliar dengan volume 17,31 juta saham. Namun investor asing tercacat melepas kepemilikan saham MDKA senilai Rp 6,96 miliar.

Hari ini perseroan menggelar RUPSLB untuk meminta persetujuan stock split. Dengan stock split rasio 1:5 ini, berarti nilai nominal saham yang semula Rp 100/saham akan dipecah menjadi Rp 20/saham. Dengan demikian setiap 1 unit saham yang saat ini dipegang oleh pemegang saham, setelah stock split akan bernilai setara 5 unit saham.

Pemecahan nilai nominal saham dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan likuiditas perdagangan perusahaan.

MDKA merupakan perusahaan tambang emas, perak, dan tembaga yang didirikan sejak 2012. Perusahaan memiliki dua pemegang saham utama di Indonesia, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dan PT Provident Capital Indonesia.

Sepanjang paruh pertama tahun ini total pendapatan perseroan tumbuh hingga 66,95% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 191,77 juta atau setara Rp 2,68 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada semester I tahun lalu pendapatan MDKA senilai US$ 114,87 juta.

Pendapatan perusahaan disokong oleh melesatnya penjualan komoditas emas, perak dan tembaga katoda ke luar negeri.

Akan tetapi, dikarenakan beberapa pos beban tumbuh lebih pesat dibandingkan pemasukan, maka kinerja bottom line perusahaan tertekan.

Dengan demikian, keuntungan yang dapat dikantongi MDKA hingga akhir Juni 2019 hanya dapat naik 29,78% YoY menjadi US$ 42,25 juta atau setara Rp 591,54 miliar, dari sebelumnya US$ 32,56 juta.

Laba bersih perusahaan tumbuh lebih kecil dari pemasukan karena tingginya beban pokok pendapatan, beban keuangan, dan kerugian atas selisih mata uang asing.

Pada semester I-2019, beban pokok pendapatan tumbuh lebih dari dua kali lipat (108,1% YoY) karena biaya pengolahan yang melesat. Sedangkan beban keuangan meningkat 75,45% secara tahunan menjadi US$ 8,85 juta, dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,05 juta.

(hps/wed) Next Article Stock Split Merdeka Copper Gold Disetujui RUPS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular