
Kenapa Harga Emas Global Jatuh Usai Reli 2 Hari Beruntun?
Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
25 September 2019 06:46

Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam naik Rp 3.000 per gram menjadi Rp 716.000 per gram pada perdagangan Selasa kemarin (24/9/2019) dari Rp 713.000.000 per gram pada Senin lalu.
Penguatan yang terjadi melanjutkan tren kenaikan harga yang sudah terbentuk sejak pekan lalu, terutama karena kondisi dalam negeri yang diwarnai demonstrasi menolak RUU KPK dan KUHP.
Dari global, sentimen negatif pasar keuangan yang diharap-harap cemas dapat mendorong kenaikan harga emas dunia adalah aksi menunggu investor terhadap ancaman resesi dunia serta kelanjutan perundingan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Meskipun kemarin harga emas naik, harga emas keping acuan 100 gram tersebut masih cukup jauh dari posisi tertinggi sepanjang masanya Rp 726.000/gram pada Kamis 5 September lalu.
Lebih lanjut, bank investasi Goldman Sachs Group Inc. juga memprediksi harga emas global akan kembali melesat pada Oktober mendatang seiring dengan tingginya indeks volatilitas yang tercermin dari CBOE Volatility Index. Goldman menegaskan sejak 1928, volatilitas di bulan Oktober 25% lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya.
"Pada bulan September, indeks volatilitas CBOE turun sebesar 19,3% dari bulan ke bulan," tulis catatan Goldman dikutip CNBC Indonesia dari marketrealist.com, Selasa (24/9/2019).
CBOE Volatility Index, atau dikenal dengan simbol VIX, adalah ukuran yang populer menggambarkan risiko volatilitas pasar saham yang tersirat dari opsi indeks S&P 500. Indeks ini dihitung dan disebarluaskan secara real-time oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE), dan biasanya disebut sebagai indeks rasa takut atau pengukur rasa takut bagi investor pasar modal.
Menurut Goldman, proyeksi tingginya indeks volatilitas pada Oktober mendatang akibat ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS-China yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang dan Eropa.
Pada Agustus lalu, riset Goldman Sachs yang dikutip Bloomberg, mengemukakan bahwa reli harga emas global di atas level US$ 1.500/troy ons adalah hanya awalan. Hal ini lantaran harga emas sudah berada di level tinggi dalam 6 tahun terakhir, dan akan melonjak ke level US$ 1.600/troy ons dalam 6 bulan ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
Penguatan yang terjadi melanjutkan tren kenaikan harga yang sudah terbentuk sejak pekan lalu, terutama karena kondisi dalam negeri yang diwarnai demonstrasi menolak RUU KPK dan KUHP.
Dari global, sentimen negatif pasar keuangan yang diharap-harap cemas dapat mendorong kenaikan harga emas dunia adalah aksi menunggu investor terhadap ancaman resesi dunia serta kelanjutan perundingan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Lebih lanjut, bank investasi Goldman Sachs Group Inc. juga memprediksi harga emas global akan kembali melesat pada Oktober mendatang seiring dengan tingginya indeks volatilitas yang tercermin dari CBOE Volatility Index. Goldman menegaskan sejak 1928, volatilitas di bulan Oktober 25% lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya.
"Pada bulan September, indeks volatilitas CBOE turun sebesar 19,3% dari bulan ke bulan," tulis catatan Goldman dikutip CNBC Indonesia dari marketrealist.com, Selasa (24/9/2019).
CBOE Volatility Index, atau dikenal dengan simbol VIX, adalah ukuran yang populer menggambarkan risiko volatilitas pasar saham yang tersirat dari opsi indeks S&P 500. Indeks ini dihitung dan disebarluaskan secara real-time oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE), dan biasanya disebut sebagai indeks rasa takut atau pengukur rasa takut bagi investor pasar modal.
Menurut Goldman, proyeksi tingginya indeks volatilitas pada Oktober mendatang akibat ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS-China yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang dan Eropa.
Pada Agustus lalu, riset Goldman Sachs yang dikutip Bloomberg, mengemukakan bahwa reli harga emas global di atas level US$ 1.500/troy ons adalah hanya awalan. Hal ini lantaran harga emas sudah berada di level tinggi dalam 6 tahun terakhir, dan akan melonjak ke level US$ 1.600/troy ons dalam 6 bulan ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular