
Konsumsi China Naik, Harga Batu Bara Kok Turun?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 September 2019 15:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara harus kembali merosot 1,15% pada perdagangan kemarin. Indikasi adanya profit taking dan penguatan dolar greenback terhadap mayoritas mata uang Asia jadi pemicunya.
Harga batu bara acuan ICE Newcastle ditutup di harga US$ 68,8/ton. Sejak Senin (16/9) harga batu bara cenderung turun 2,4%. Namun apabila dibandingkan dengan performa batu bara bulanan, hingga 18 September kemarin harga batu bara naik 5% dari periode yang sama bulan lalu.
Memang harga batu bara sejak awal tahun terkoreksi dalam. Secara teknikal, memang bisa jadi para investor lebih realistis untuk buru-buru ambil sikap profit taking mengingat berdasarkan indikator stokastik sudah menunjukkan harga di level jenuh beli (overbought) untuk bulan ini.
Selain indikator teknikal tersebut, penguatan mata uang dolar terhadap mayoritas mata uang Asia kemarin juga membuat harga komoditas yang dibanderol dengan dolar ini jadi sedikit lebih mahal.
Namun dari segi fundamental, permintaan batu bara masih bisa naik. Apalagi proyek pembangkit listrik tenaga batu bara yang direncanakan China mencapai 226,2 gigawatt (GW), terbesar di dunia. Bahkan kapasitas ini lebih dari dua kali lipat kapasitas pembangkit listrik di manapun di India. Dilansir dari Reuters. Proyek-proyek terbaru China akan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan yang dimiliki Jerman pada 2018.
Sebenarnya China terus mengalami tekanan baik dari dalam maupun luar negeri terkait kebijakan investasi batu bara yang mereka lakukan. Namun, lembaga-lembaga keuangan China terus mendukung proyek-proyek batu bara. Hal yang dilematis tentunya.
Sebenarnya China telah memangkas pangsa batu bara dalam bauran energi totalnya dari 68% pada 2012 menjadi 59% pada 2018. Namun tetap saja konsumsi secara keseluruhan terus meningkat.
Sebagai tambahan informasi, hingga Juli lalu China memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara berdaya 1.160 GW. Dengan adanya proyek-proyek pembangkit listrik berdaya besar sebenarnya kebutuhan batu bara China masih dapat naik. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah China akan lebih ketat dalam mengimpor si batu bara di kuartal empat tahun ini.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(Tirta Citradi/taa) Next Article Permintaan Bakal Naik, Harga Batu Bara Membaik
Harga batu bara acuan ICE Newcastle ditutup di harga US$ 68,8/ton. Sejak Senin (16/9) harga batu bara cenderung turun 2,4%. Namun apabila dibandingkan dengan performa batu bara bulanan, hingga 18 September kemarin harga batu bara naik 5% dari periode yang sama bulan lalu.
Selain indikator teknikal tersebut, penguatan mata uang dolar terhadap mayoritas mata uang Asia kemarin juga membuat harga komoditas yang dibanderol dengan dolar ini jadi sedikit lebih mahal.
Namun dari segi fundamental, permintaan batu bara masih bisa naik. Apalagi proyek pembangkit listrik tenaga batu bara yang direncanakan China mencapai 226,2 gigawatt (GW), terbesar di dunia. Bahkan kapasitas ini lebih dari dua kali lipat kapasitas pembangkit listrik di manapun di India. Dilansir dari Reuters. Proyek-proyek terbaru China akan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan yang dimiliki Jerman pada 2018.
Sebenarnya China terus mengalami tekanan baik dari dalam maupun luar negeri terkait kebijakan investasi batu bara yang mereka lakukan. Namun, lembaga-lembaga keuangan China terus mendukung proyek-proyek batu bara. Hal yang dilematis tentunya.
Sebenarnya China telah memangkas pangsa batu bara dalam bauran energi totalnya dari 68% pada 2012 menjadi 59% pada 2018. Namun tetap saja konsumsi secara keseluruhan terus meningkat.
Sebagai tambahan informasi, hingga Juli lalu China memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara berdaya 1.160 GW. Dengan adanya proyek-proyek pembangkit listrik berdaya besar sebenarnya kebutuhan batu bara China masih dapat naik. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah China akan lebih ketat dalam mengimpor si batu bara di kuartal empat tahun ini.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(Tirta Citradi/taa) Next Article Permintaan Bakal Naik, Harga Batu Bara Membaik
Most Popular