The Fed Turunkan Bunga Tapi Dolar AS Perkasa, Kok Bisa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 September 2019 09:17
The Fed Turunkan Bunga, Dolar AS Jadi Kurang Seksi?
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%. Ini menjadi penurunan kedua dalam dua bulan terakhir.

Jerome 'Jay' Powell, Ketua The Fed, menilai proyeksi ekonomi AS masih bagus (favourable). Namun bagaimanapun juga AS akan terimbas dampak negatif dari perlambatan ekonomi negara-negara lain.

Oleh karena itu, Powell menyebut penurunan suku bunga acuan kali ini adalah untuk mengantisipasi berbagai risiko ke depan seperti perlambatan ekonomi global dan friksi dagang, terutama AS-China. Bahkan kalau ekonomi Negeri Paman Sam juga melambat, bukan tidak mungkin suku bunga acuan akan dipangkas lagi.

"Kalau ekonomi turun, maka siklus penurunan suku bunga yang lebih ekstensif adalah hal yang layak. Kami akan sangat bergantung kepada data (data dependent), kami tidak akan menentukan arah sebelumnya, kami akan membuat keputusan dari rapat ke rapat. Untuk saat ini, sepertinya yang kami lakukan sudah cukup," jelas Powell, seperti diwartakan Reuters.


Seharusnya penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Saat suku bunga turun, berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS (terutama di aset berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut terkoreksi. Kurang seksi.


Namun yang terjadi malah sebaliknya. Pada pukul 08:47 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) justru menguat 0,1%.

Kok bisa begitu?

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular