Pekan Lalu Menguat Nyaris 1%, Rupiah Kini Terlemah Kedua Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 September 2019 17:40
Harga Minyak Mentah Terbang, Rupiah Kian Tertekan
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Serangan drone di Arab Saudi membuat produksi minyaknya harus dipangkas hingga 50%. Akibatya suplai minyak mentah global berkurang 5%. Sudah bisa ditebak, harga minyak mentah langsung terbang tinggi.

Hingga sore ini, harga minyak jenis Brent melesat naik hampir 10% sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat hampir 9%. Kenaikan harga minyak mentah bukan kabar bagus bagi Indonesia, beban impor bisa meningkat tajam, dan tentunya berdampak pada defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang selama ini menjadi 'hantu' bagi ekonomi Indonesia.


Belum lagi sepanjang pekan lalu rupiah sudah menguat lumayan tajam, nyaris 1%. Ini membuat rupiah rentan terserang ambil untung (profit taking).

Investor yang merasa sudah mendapat untung dari rupiah akan tergoda melemas mata uang Tanah Air. Tekanan jual akan membuat rupiah melemah.

Tekanan bagi rupiah sedikit mereda setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia mengalami surplus di bulan Agustus. Ekspor tercatat US$ 14,28 miliar sementara impor mencapai US$ 14,20 miliar. Dengan demikian surplus pada Agustus 2019 untuk neraca dagang mencapai US$ 85,1 juta, membaik dari defisit US$ 60 juta di bulan Juli.



TIM RISET CNBC INDONESIA 



(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular