Ancaman Perang Teluk Jilid III Bikin Harga Minyak Menggila!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 September 2019 07:24
Ancaman Perang Teluk Jilid III Bikin Harga Minyak Menggila!
Ilustrasi Fasilitas Pengeboran Minyak (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bukan hanya naik, tetapi meroket di perdagangan pagi ini. Baik brent atau light sweet, keduanya naik dua digit. Luar biasa...

Pada Senin (16/9/2019) pukul 06:58 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melesat masing-masing 13,6% dan 11,85%. Harga brent menyentuh titik tertinggi sejak 29 Mei, sementara light sweet sejak 21 Mei.



Lonjakan harga minyak disebabkan oleh tensi di Timur Tengah yang meninggi. Akhir pekan lalu, terjadi serangan di fasilitas pengolahan minyak mentah milik Saudi Aramco, perusahaan asal Arab Saudi. Bukan sembarang serangan, tetapi sampai menggunakan misil jelajah (cruise missile).

Lagi-lagi tudingan diarahkan kepada Iran. Menurut seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang enggan disebutkan namanya, ada 19 titik tumbukan yang membuktikan bahwa misil tersebut diluncurkan dari arah Iran, bukan dari Yaman.

"Tidak diragukan lagi, Iran yang bertanggung jawab atas semua ini. Bagaimanapun Anda berkilah, tidak bisa menghindar lagi. Tidak ada kandidat lain," tegas sang pejabat, seperti diberitakan Reuters.



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.

Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.

"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.

Kembali ke laptop, serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco mempengaruhi pasokan minyak ke pasar dunia. Pasalnya, pihak Saudi Aramco memperkirakan kapasitas produksi akan berkurang sampai 5,7 juta barel/hari.

"Untuk kembali ke kapasitas penuh butuh waktu hitungan minggu, bukan hari," ujar seorang sumber, dikutip dari Reuters.

Jadi sudah jelas, pasokan minyak akan berkurang karena serangan ini. Makanya harga si emas hitam melonjak tajam.

Namun bukan itu saja, serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco bisa memantik apa yang dikhawatirkan dunia. Perang Teluk Jilid III...

Ya, AS sudah begitu yakin menuding Iran sebagai tersangka utama dan yang dituduh tidak terima. Bahkan Iran berani menantang dan siap perang.

Kalau perang sampai meletus di Timur Tengah (amit-amit jabang bayi), maka pasokan dan distribusi minyak dari kawasan itu akan bermasalah, atau mungkin putus sepenuhnya. Padahal Timur Tengah adalah produsen minyak terbesar dunia.



Kekhawatiran terhadap kelangkaan pasokan karena ancaman perang membuat investor memburu minyak. Akibatnya, harga komoditas ini naik gila-gilaan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular