
Ancaman Perang Teluk Jilid III Bikin Harga Minyak Menggila!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 September 2019 07:24

Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
Kembali ke laptop, serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco mempengaruhi pasokan minyak ke pasar dunia. Pasalnya, pihak Saudi Aramco memperkirakan kapasitas produksi akan berkurang sampai 5,7 juta barel/hari.
"Untuk kembali ke kapasitas penuh butuh waktu hitungan minggu, bukan hari," ujar seorang sumber, dikutip dari Reuters.
Jadi sudah jelas, pasokan minyak akan berkurang karena serangan ini. Makanya harga si emas hitam melonjak tajam.
Namun bukan itu saja, serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco bisa memantik apa yang dikhawatirkan dunia. Perang Teluk Jilid III...
Ya, AS sudah begitu yakin menuding Iran sebagai tersangka utama dan yang dituduh tidak terima. Bahkan Iran berani menantang dan siap perang.
Kalau perang sampai meletus di Timur Tengah (amit-amit jabang bayi), maka pasokan dan distribusi minyak dari kawasan itu akan bermasalah, atau mungkin putus sepenuhnya. Padahal Timur Tengah adalah produsen minyak terbesar dunia.
Kekhawatiran terhadap kelangkaan pasokan karena ancaman perang membuat investor memburu minyak. Akibatnya, harga komoditas ini naik gila-gilaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
"Untuk kembali ke kapasitas penuh butuh waktu hitungan minggu, bukan hari," ujar seorang sumber, dikutip dari Reuters.
Jadi sudah jelas, pasokan minyak akan berkurang karena serangan ini. Makanya harga si emas hitam melonjak tajam.
Namun bukan itu saja, serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco bisa memantik apa yang dikhawatirkan dunia. Perang Teluk Jilid III...
Ya, AS sudah begitu yakin menuding Iran sebagai tersangka utama dan yang dituduh tidak terima. Bahkan Iran berani menantang dan siap perang.
Kalau perang sampai meletus di Timur Tengah (amit-amit jabang bayi), maka pasokan dan distribusi minyak dari kawasan itu akan bermasalah, atau mungkin putus sepenuhnya. Padahal Timur Tengah adalah produsen minyak terbesar dunia.
Kekhawatiran terhadap kelangkaan pasokan karena ancaman perang membuat investor memburu minyak. Akibatnya, harga komoditas ini naik gila-gilaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular