
Saham Konsumer Babak Belur Lagi, IHSG Batal Menguat!

Aksi beli di bursa saham Asia juga dipicu oleh hasil pertemuan European Central Bank (ECB) selaku bank sentral Eropa. Kemarin (12/9/2019), ECB mengumumkan bahwa pihaknya memangkas deposit rate sebesar 10 basis poin (bps), dari yang sebelumnya -0,4% menjadi -0,5%.
Tak sampai disitu, ECB juga mengumumkan bahwa program quantitative easing (QE) yang disetop pada akhir tahun lalu akan kembali diaktifkan. Setiap bulannya, ECB akan menyuntikkan dana senilai 20 miliar euro ke sistem perbankan atau setara dengan US$ 21,9 miliar. Program ini akan berlangsung selama yang diperlukan, dilansir dari CNBC International.
Pemangkasan tingkat suku bunga acuan diharapkan akan mampu menghindarkan perekonomian negara-negara zona Euro, khususnya Jerman, dari jurang resesi.
Pada kuartal II-2019, Jerman selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar keempat di dunia dan pertama di Benua Eropa membukukan kontraksi ekonomi sebesar 0,1% secara kuartalan (quarter-on-quarter). Jika di kuartal III-2019 tetap terjadi kontraksi, maka negara pimpinan Kanselir Angela Merkel tersebut akan resmi masuk ke jurang resesi.
Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Lebih lanjut, The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS juga diharapkan akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pekan depan.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 13 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan minggu depan berada di level 86,5%.
BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Lagi dan Lagi, Saham Konsumer Dilego Pelaku Pasar
(ank/ank)