
Induk Bentoel PHK 2.300 Karyawan, Asing Ogah Masuk Saham RMBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) belum bergerak signifikan sepanjang pekan ini seiring dengan masih sepinya transaksi anak usaha British American Tobacco (BAT) ini oleh investor asing. Dalam 5 hari perdagangan, saham RMBA nihil ditransaksikan investor asing.
Mengacu data penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Kamis (12/9/2019), sepinya transaksi asing ini membuat saham RMBA tak bergerak banyak. Sahamnya hanya naik 0,57% di level Rp 350/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 12,74 triliun.
Dalam 5 hari perdagangan, saham RMBA juga naik hanya 0,57%, sebulan terakhir naik 2,94% dan secara tahun berjalan atau year to date, saham perusahaan rokok Bentoel ini naik 12,18%. Meski hari ini dan 5 hari perdagangan nihil transaksi asing, secara year to date asing hanya masuk Rp 169 juta.
Hari ini transaksi saham RMBA hanya Rp 20,90 juta oleh investor domestik dengan volume perdagangan 60.500 saham.
Sepinya isu dan aksi korporasi tampaknya menjadi salah satu katalis negatif pertumbuhan saham perusahaan. Apalagi dari sisi fundamental perseroan juga masih terkungkung dengan rapor rugi bersih.
Di sisi lain, pada Kamis ini, induk perusahaan Bentoel, BAT, resmi mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 2.300 karyawan secara global yang bakal dilakukan Januari 2020. Efisiensi ini akan berpengaruh terhadap 20% peran manajemen senior di struktur organisasi perusahaan.
![]() |
Jack Bowles, Chief Executive BAT, mengatakan efisiensi tersebut dilakukan guna menyederhanakan cara kerja dan proses bisnis grup.
"Sejak mengambil peran sebagai Kepala Eksekutif dalam 5 bulan lalu, saya ingin menjadikan BAT organisasi yang lebih kuat, lebih sederhana, dan lebih cepat. Tujuan saya menyederhanakan cara kerja dan proses bisnis kami saat ini, sambil memberikan pengembalian jangka panjang yang berkelanjutan bagi pemegang saham. Ini adalah langkah pertama yang vital untuk membantu mencapai tujuan ini," katanya.
"Sebagai hasilnya, strategi ini lebih baik untuk memenuhi target kami menghasilkan 5 miliar poundsterling pendapatan di 2023/24," tegasnya dalam siaran pers perusahaan, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (12/9/2019).
BAT saat ini terdaftar di sejumlah bursa saham dunia, seperti New York (NYSE), London (LSE), Johanesburg (JSE), Nairobi (KN) dan Zimbabwe (ZSE). Kantor pusat perusahaan ini berada di London Inggris.
Dari sisi kinerja Bentoel, selama semester I-2019, Bentoel menderita rugi bersih Rp 312,32 miliar, meski turun 42% dari rugi bersih pada semester I-2018 yakni sebesar Rp 537,53 miliar.
Penjualan perusahaan tercatat naik 0,29% menjadi Rp 10,22 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,19 triliun. Kerugian sudah berlangsung 7 tahun terakhir. Salah satu pengaruh kinerja negatif ini juga tak bisa dilepaskan dari masih tingginya beban penjualan dan beban operasi.
Tahun lalu, Bentoel juga mengantongi kerugian hingga Rp 608,46 miliar, 26,75% lebih tinggi dibanding kerugian di tahun 2017 yang sebesar Rp 480,06 miliar. Perusahaan, setidaknya terus merugi sejak tahun 2012.
Namun manajemen perseroan optimistis bisa memenangkan pangsa pasar Indonesia. Hingga akhir 2018, Bentoel berhasil mencatatkan pangsa pasar 8%. Namun salah satu beban dari perseroan adalah besarnya biaya pengembangan teknologi informasi.
"Saya cukup surprise penurunan cukup besar karena nilai cukainya cukup tinggi, dan impact-nya mulai terasa sekarang. Biarpun tahun ini tidak naik, tapi cukup berdampak pada daya beli," kata Presiden Direktur Bentoel Internasional Investama Christoper John McAllister, Kamis (20/06/2019).
Mengacu laporan keuangan, per 30 Juni 2019 dan 2018, perseroan dan entitas anak memiliki total karyawan tetap masing-masing sebanyak 4.713 orang dan 4.628 orang.
DPR tolak kenaikan cukai, simak saham emiten rokok
(tas/hps) Next Article Bentoel Ekspor Produk ke 23 Negara, Nilainya Nyaris Rp 3 T
