
Indonesia Berduka, IHSG Bisa Menguat 7 Hari Beruntun

Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar patut mewaspadai pergerakan saham-saham konsumer. Pada perdagangan kemarin, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,11%, menjadikannya satu-satunya indeks sektoral yang membukukan imbal hasil negatif sekaligus menandai koreksi selama dua hari beruntun yang dibukukan indeks sektoral tersebut.
Saham-saham konsumer dalam beberapa waktu terakhir terus dilego pelaku pasar seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan. Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (10/9/2019), penjualan barang-barang ritel periode Juli 2019 hanya tercatat tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.
Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.
Sebagai catatan, sudah sedari Mei 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.
Pada perdagangan hari ini, indeks sektor barang konsumsi tercatat menguat dengan cukup signifikan, yakni sebesar 0,43%. Namun, ada kemungkinan aksi jual kembali menerpa saham-saham konsumer seiring dengan absennya sokongan dari sisi fundamental.
Jika ini yang terjadi, asa IHSG untuk menguat selama tujuh hari tanpa putus bisa sirna.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)